Tradisi Kelisanan Baralek Gadang pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial
View/ Open
Date
2013Author
Sitompul, Risman Arbi
Advisor(s)
Sinar, T. Silvana
Takari, Muhammad
Metadata
Show full item recordAbstract
This research is entitled Tradisi Lisan Baralek Gadang pada Upacara
Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik
Sosial. This research aims to: (1) describe and find the meaning of social semiotic
of the oral tradition of baralek gadang of sumando‟s wedding ceremony in
Sibolga costal community, and (2) find out the local wisdom of baralek gadang
process of Sumando‟s wedding ceremony in Sibolga costal community. The
theory applied is Semiotic Functional Linguistic (SFL) theory proposed by
Halliday (1978), to analyze social and cultural contexts. This research uses
qualitative method by interviewing and recording. The results are (1) the meaning
of social semiotic of the oral tradition of baralek gadang of Sumando‟s wedding
ceremony in Sibolga costal community changes because of social context;
situational and cultural contexts. Situational context is influenced by field, tenor
and mode. (2) the oral tradition of baralek gadang of Sumando‟s wedding
ceremony in Sibolga costal community contains 9 local wisdom meaning as life
guidance of Sibolga coastal community, namely (1) wisdom relating to Allah
SWT; (2) wisdom to rehabilitate culture; (3) wisdom to rehabilitate politeness; (4)
wisdom to rehabilitate honesty value; (5) wisdom to educate; (6) wisdom to
produce prosperity; (7) wisdom to keep commitment; (8) wisdom to cooperate;
and (9) wisdom to respect guests. Penelitian ini berjudul Tradisi Lisan Baralek Gadang pada Upacara Perkawinan
Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial. Tujuan
penilitian ini adalah pertama, untuk mendeskripsikan dan mencari makna semiotik
sosial yang terkandung pada tradisi lisan baralek gadang pada upacara
perkawinan adat sumando masyarakat pesisir Sibolga; kedua, untuk menemukan
kearifan lokal yang terkandung pada proses baralek gadang pada upacara
perkawinan adat sumando masyarakat Pesisir Sibolga. Teori yang digunakan pada
penelitian ini adalah teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) oleh Halliday
(1978), yang menekankan pada pembahasan konteks budaya dan konteks sosial.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif yang
dilakukan dengan cara merekam dan mewawancarai narasumber secara langsung.
Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna
semiotik sosial yang terkandung pada tradisi lisan baralek gadang pada upacara
perkawinan adat Sumando masyarakat Pesisir Sibolga bergeser karena
dipengerahui oleh konteks sosial meliputi konteks situasi dan konteks budaya.
Konteks situasi dipengaruhi oleh medan (field), pelibat (tenor), sarana (mode).
Tradisi lisan baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat
Pesisir Sibolga mengandung 9 nilai kearifan lokal yang merupakan pedoman
hidup masyarakat Pesisir Sibolga, yaitu: (1) kearifan berhubungan dengan Allah
SWT; (2) kearifan menjaga budaya; (3) kearifan menjaga kesopansantunan; (4)
kearifan menjaga nilai kejujuran; (5) kearifan mendidik; (6) kearifan membentuk
kesejahteraan; (7) kearifan mempertahankan komitmen; (8) kearifan bergotong
royong; dan (9) kearifan menghormati tamu.