Show simple item record

dc.contributor.advisorSinar, T. Silvana
dc.contributor.advisorTakari, Muhammad
dc.contributor.authorSitompul, Risman Arbi
dc.date.accessioned2021-07-24T10:22:45Z
dc.date.available2021-07-24T10:22:45Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/37663
dc.description.abstractThis research is entitled Tradisi Lisan Baralek Gadang pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial. This research aims to: (1) describe and find the meaning of social semiotic of the oral tradition of baralek gadang of sumando‟s wedding ceremony in Sibolga costal community, and (2) find out the local wisdom of baralek gadang process of Sumando‟s wedding ceremony in Sibolga costal community. The theory applied is Semiotic Functional Linguistic (SFL) theory proposed by Halliday (1978), to analyze social and cultural contexts. This research uses qualitative method by interviewing and recording. The results are (1) the meaning of social semiotic of the oral tradition of baralek gadang of Sumando‟s wedding ceremony in Sibolga costal community changes because of social context; situational and cultural contexts. Situational context is influenced by field, tenor and mode. (2) the oral tradition of baralek gadang of Sumando‟s wedding ceremony in Sibolga costal community contains 9 local wisdom meaning as life guidance of Sibolga coastal community, namely (1) wisdom relating to Allah SWT; (2) wisdom to rehabilitate culture; (3) wisdom to rehabilitate politeness; (4) wisdom to rehabilitate honesty value; (5) wisdom to educate; (6) wisdom to produce prosperity; (7) wisdom to keep commitment; (8) wisdom to cooperate; and (9) wisdom to respect guests.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini berjudul Tradisi Lisan Baralek Gadang pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial. Tujuan penilitian ini adalah pertama, untuk mendeskripsikan dan mencari makna semiotik sosial yang terkandung pada tradisi lisan baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat pesisir Sibolga; kedua, untuk menemukan kearifan lokal yang terkandung pada proses baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat Pesisir Sibolga. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) oleh Halliday (1978), yang menekankan pada pembahasan konteks budaya dan konteks sosial. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif yang dilakukan dengan cara merekam dan mewawancarai narasumber secara langsung. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna semiotik sosial yang terkandung pada tradisi lisan baralek gadang pada upacara perkawinan adat Sumando masyarakat Pesisir Sibolga bergeser karena dipengerahui oleh konteks sosial meliputi konteks situasi dan konteks budaya. Konteks situasi dipengaruhi oleh medan (field), pelibat (tenor), sarana (mode). Tradisi lisan baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando masyarakat Pesisir Sibolga mengandung 9 nilai kearifan lokal yang merupakan pedoman hidup masyarakat Pesisir Sibolga, yaitu: (1) kearifan berhubungan dengan Allah SWT; (2) kearifan menjaga budaya; (3) kearifan menjaga kesopansantunan; (4) kearifan menjaga nilai kejujuran; (5) kearifan mendidik; (6) kearifan membentuk kesejahteraan; (7) kearifan mempertahankan komitmen; (8) kearifan bergotong royong; dan (9) kearifan menghormati tamu.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectTradisi Lisanen_US
dc.subjectBaralek Gadangen_US
dc.subjectPendekatan Semiotik Sosialen_US
dc.subjectLFSen_US
dc.titleTradisi Kelisanan Baralek Gadang pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosialen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM117009029
dc.description.pages273 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record