Analisis Pemanfaatan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos
View/ Open
Date
2010Author
Sukir
Advisor(s)
Sinulingga, Sukaria
Nazaruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
According to estimation from central statistics agency (Badan Pusat Stastik – BPS) that waste in 2020, 384 city in Indonesia reached 80,235,87 ton/a day. From waste generated is estimated at 4,2% will be transported to Banishment Place (Landfills), about 37,6% is burned, throw to river about 4,9% and not handled about 53,3%. Approximately 53,3% waste of not handled, it is thrown by no sanitary manner and according to estimation of National Urban Development Strategy (NUDS) in 2003, average volume of waste generated per person is around 0,5 – 0,6 kg/a day.
From various observations, 70% - 80% waste generated is household organic waste either from kitchen activity or from yard. Every household is responsible of waste generated. (Ananta, 1997).
In fact, it indicates that daily general organic wastes are collected and then burnt. If it is maintained, the impact of the combustion will be environmental damage which ultimately contributes to global warming.
This research is performed to determine the better method in organic waste management into compost from conventional method and the method with the help of catalysts EM4 so it is obtained results that the method with the help of catalysts EM4 is better than conventional method in organic waste management into compost that based on technical and economic considerations. Optimum composition of the method with the help of catalysts EM4 is with organic waste materials 150kg, long chopped trash 3 cm, water volume 8 litre, stirring time 20 minutes, reversal time 1 day, mixture of rice and bran (dedak in Indonesia) 10kg, EM4 150 ml and sugar 150 gram, also processing time for 12 days which produces compost as much as 106,5kg with containing 7,055% nitrogen, 3,08% phosphorus and 2,125 % potassium. Menurut perkiraan dari Badan Pusat Statistik (PBS) jumlah sampah pada tahun 2020 di 384 kota di Indonesia mencapai 80.235,87 ton tiap hari. Dari sampah yang dihasilkan tersebut diperkirakan sebesar 4,2% akan diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sebanyak 37,6% dibakar, dibuang ke sungai sebesar 4,9% dan tidak tertangani sekitar 53,3%. Dari sekitar 53,3% sampah yang tidak ditangani dibuang dengan cara tidak saniter dan menurut perkiraan National Urban Development Strategy (NUDS) tahun 2003 rata – rata volume sampah yang dihasilkan per orang sekitar 0,5 – 0,6 kg/hari.
Dari berbagai pengamatan 70% - 80% sampah yang dihasilkan adalah sampah organik rumah tangga yang berasal dari kegiatan dapur maupun dari pekarangan. Setiap rumah tangga dimanapun bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan (Ananta, 1997).
Fakta yang terlihat sehari-hari menunjukkan bahwa umumnya sampah-sampah organik dikumpulkan kemudian dibakar. Bila ini dipertahankan maka hasil pembakaran tersebut berdampak pada kerusakan lingkungan yang akhirnya berkontribusi pada pemanasan global.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui metode yang lebih baik dalam pengelolaan sampah organik menjadi kompos dari dua metode yaitu metode konvensional dan metode dengan bantuan katalis EM4 dan diperoleh hasil bahwa metode dengan bantuan katalis EM4 lebih baik dari pada metode konvensional dalam pengolahan sampah organik menjadi kompos berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis. Komposisi yang optimal pada metode dengan bantuan katalis EM4 yaitu dengan bahan baku sampah organik 150 kg, panjang cacahan sampah 3 cm, volume air 8 liter, waktu pengadukan 20 menit, waktu pembalikan 1 hari, dedak 10 kg, EM4 150 ml dan gula 150 gram serta waktu proses selama 12 hari yang menghasilkan kompos sebanyak 106,5 kg dengan kandungan Nitrogen 7,055%, Pospor 3,085% dan Kalium 2,125%.
Collections
- Master Theses [177]