Hipersensitivitas Dentin Memahami: Struktur -Morfologi-Anatomi Gigi, Patofisiologis Hipersensitivitas Dentin dan Manajemen Hipersensitivitas Dentin
View/
Date
2021Author
Marpaung, Louis Nasio
Advisor(s)
Ginting, Rehulina
Metadata
Show full item recordAbstract
Hipersensitivitas dentin secara awam dikenal masyarakat dengan istilah gigi
ngilu. Hipersensitivitas dentin secara klinis didefinisikan sebagai rasa sakit singkat dan
tajam akibat dari rangsangan termal, taktil, osmotik atau kimiawi berupa makanan
asam, manis, udara panas, dingin dan tekanan sehingga memberikan dampak pada
kehidupan sehari-hari yaitu gangguan pada saat berbicara, makan serta minum.1,2
Hipersensitivitas dentin dapat terjadi bagi semua gigi tetapi kasus yang paling banyak
terjadi pada gigi molar pertama dan daerah yang paling rentan pada daerah bukal
bagian servikal.2,3,4 Hipersensitivitas dentin terjadi akibat tubulus dentin yang terbuka
oleh beberapa faktor seperti abrasi, atrisi, abfraksi, erosi, karies, resesi gingiva dan
amelogenesis imperfecta. 3,5
Menurut Bahsi.E et al tahun 2012 secara epidemiologi hipersensitivitas dentin
dapat terjadi pada semua kelompok usia tetapi 30% dari populasi mengalami
hipersensitivitas dentin pada umur 20 sampai 30 tahun.3 Prevalensi hipersensitivitas
dentin berkisar 4-74% di dunia dengan jumlah tertinggi di Nigeria 68% dan jumlah
27% di Indonesia .4
Collections
- Undergraduate Theses [1901]
