Efek Puasa Ramadhan terhadap Parameter Stres Oksidatif Kadar Malondialdehyda (MDA) pada Pasien Obesitas
View/ Open
Date
2019Author
Ginting, Septi Nina Maria
Advisor(s)
Lindarto, Dharma
Syafril, Santi
Metadata
Show full item recordAbstract
Introduction:Obesity is one of the diseases that is a problem of the world
nowadays where it is a complex multifactorial disease. Obesity is also a serious
problem in Indonesia with a prevalence of 23.1%. Obesity induces the formation
of reactive oxygen species (ROS) which is produce oxidative stress that is
involved in various pathological processes. Some of the known oxidative stress
biomarkers are malondialdehyde (MDA) which is a highly toxic molecule.
Ramadan fasting is one of the pillars of Islam that must be implemented by every
Muslim around the world for a full month during the month of Ramadan (Hijri
calendar). In Indonesia, Muslims are fasting for 13-14 hours. In addition to
holding food and drinking, during fasting is also forbidden to smoke, sexual
intercourse and is encouraged to resist emotions. Fasting or Intermittent Fasting
may decrease inflammation and the oxidative stess via an Autofagi acvation. IF
lowers insulin levels in circulation and fasting blood sugar levels, parallel to the
increased concentration of growth hormone and insulin sensitivity. IF is an effect
on the cardiovascular system by lowering blood pressure, cholesterol
concentration, LDL, and triglycerides. IF also relates to weight loss and
abdominal fat so as to fix the metabolic marker significantly. The effect of
Ramadan intermittent fasting (RIF) on oxidative stress is still unclear and there is
a difference among some research based on the background above the researchers
interested in conducting research on the effect of fasting Ramadan Against
oxidative stress (MDA levels) in individuals with obesity.
Method: This research is a prospective cohort. The study was held on March –
May 2019 at RSUP Outpatient. H. Adam Malik Medan with the approval of the
FK USU Research Ethics Commission and according to the criteria of inclusion
and exclusion. The Data is analyzed by using the SPPS program where p < 0.05 is
considered significant.
Results: The results of the study obtained a meaningful decline in the level of
MDA before and after the fasting of Ramadan (p < 0.001). The median rate of
MDA before Ramadan was 4.88 nmol/ml (1.68-101,5 nmol/ml) and after
Ramadan fasting the median rate of MDA became 3.96 nmol/ml (0.97-92,20
nmol/ml)
Conclusion: There was decreased of oxidative stress parameter
Malondialdehyde(MDA) levels after Ramadan fasting in obese patients.
Keywords: Ramadhan fasting, Obesity, Malondialdehyde (MDA) Pendahuluan.Obesitas merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah
dunia saat dewasa ini dimana merupakan suatu penyakit multifaktorial yang
kompleks. Obesitas juga menjadi masalah yang serius di Indonesia dengan
prevalensi 23,1%. Obesitas menginduksi pembentukan reactive oxygen species
(ROS) yang kemudian menghasilkan stres oksidatif yang terlibat pada berbagai
proses patologis. Beberapa biomarker stres oksidatif yang diketahui yaitu
malondialdehyde (MDA) yang merupakan molekul yang sangat toksik.Puasa
Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap
muslim di seluruh dunia selama sebulan penuh pada Bulan Ramadhan (Kalender
Hijriyah). Di Indonesia, orang Islam berpuasa selama 13-14 jam. Selain menahan
makan dan minum, selama berpuasa juga dilarang merokok, berhubungan seksual
dan dianjurkan untuk menahan emosi.Puasa atau Intermittent Fastingdapat
menurunkan inflamasi dan stess oksidatif melalui aktvasi autofagi. IF menurunkan
kadar insulin di sirkulasi dan kadar gula darah puasa, parallel dengan peningkatan
konsentrasi hormon pertumbuhan dan sensitivitas insulin. IF berefek pada sistem
kardiovaskular dengan menurunkan tekanan darah, konsentrasi kolesterol, LDL,
dan trigliserida. IF juga berhubungan dengan penurunan berat badan dan lemak
abdomen sehingga memperbaiki marker metabolik secara signifikan. Pengaruh
Ramadhan intermittent fasting (RIF) terhadap stres oksidatif masih belum jelas
dan terdapat perbedaan diantara beberapa penelitian. Berdasarkan latar belakang
diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efek puasa ramadhan
terhadap stres oksidatif (kadar MDA) pada individu dengan obesitas.
Metode: Penelitian ini merupakan kohort prospektif.Penelitian dilaksanakan
Maret – Mei 2019 di rawat jalan RSUP.H. Adam Malik Medan dengan
persetujuan Komisi Etik Penelitian FK USU dan sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi. Data dianalisis dengan menggunakan program SPPS di mana p<0,05
dianggap signifikan.
Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan penurunan bermakna kadar MDA sebelum
dan setelah puasa Ramadhan (p<0,001). Median kadar MDA sebelum puasa
Ramadhan adalah 4,88 nmol/ml (1,68-101,5 nmol/ml) dan setelah puasa
Ramadhan median kadar MDA menjadi 3,96 nmol/ml (0,97-92,20 nmol/ml).
Kesimpulan: Didapatkan penurunan parameter stres oksidatif kadar
malondialdehyde (MDA) setelah puasa Ramadhan pada pasien Obesitas.
Kata kunci: Puasa Ramadhan, Obesitas, Malondialdehyda(MDA)
Collections
- Master Theses [404]