dc.contributor.advisor | Hakimi, H. | |
dc.date.accessioned | 2021-07-28T05:32:23Z | |
dc.date.available | 2021-07-28T05:32:23Z | |
dc.date.issued | 2012 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/38058 | |
dc.description.abstract | Background Bacterial sepsis is the main cause of morbidity and mortality in neonates. Early diagnostic and appropriate treatment can reduce the mortality rate. Gold standard to diagnose bacterial sepsis is blood culture, but it needs 3-5 days for the results, but the disease may progress rapidly in neonates. Examination of procalcitonin is a quick and better method to diagnose sepsis bacterial in neonates. Some studies found that the sensitivity of procalcitonin is between 92%-100%
Objective To determine whether procalcitonin can be used as an early diagnostic tool of bacterial neonatal sepsis
Methods A cross sectional study was conducted in October 2011 to February 2012. Fourty three neonates suspected for bacterial sepsis in perinatology unit H. Adam Malik hospital underwent routine blood count, C-reactive protein, blood culture and procalcitonin. The samples were collected by consecutive sampling. We used diagnostic test in this study. All statistical analyses were conducted with computerized software.
Results Of 43 neonates, thirty six neonates had bacterial sepsis based on blood culture. The procalcitonin sensitivity was 100%, specificity was 85.71%, positive predictive value was 97.29% and negative predictive value was 100%, ROC curve showed cut off point 0.929 (95% CI 0.713-0.953).
Conclusions Procalcitonin could be used as an early diagnostic tool of bacterial neonatal sepsis.
Keywords: Neonatal sepsis, procalcitonin, diagnostic | en_US |
dc.description.abstract | Latar belakang Sepsis bakterialis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada neonatus. Diagnosis dini sepsis bakterialis dan penanganan yang tepat dapat mengurangi angka mortalitas dan morbiditas. Kultur darah merupakan standar baku dalam menegakkan diagnosis sepsis bakterialis namun hasilnya membutuhkan waktu 3-5 hari, sedangkan perjalanan penyakit berlangsung sangat cepat terutama pada neonatus. Pemeriksaan prokalsitonin merupakan cara yang cepat dan tepat dalam menegakkan diagnosis dini sepsis bakterialis pada neonatus. Beberapa penelitian menemukan sensitivitas prokalsitonin sekitar 92%-100%.
Tujuan Untuk menentukan bahwa pemeriksaan prokalsitonin dapat digunakan dalam menegakkan diagnosis dini sepsis bakterialis pada neonatus.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan uji diagnostik yang dilakukan pada bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012. 43 neonatus yang diduga mengalami sepsis bakterialis di unit perinatologi Rumah Sakit H. Adam Malik medan dilakukan pemeriksaan darah rutin, C-reactive protein, kultur darah dan pemeriksaan prokalsitonin. Sampel penelitian dikumpulkan dengan metode consecutive sampling. Analisa statistik dengan menggunakan program komputerisasi.
Hasil. Dari 43 neonatus, 36 neonatus mengalami sepsis bakterialis berdasarkan hasil kultur darah. Prokalsitonin mempunyai sensitivitas 100%, spesifisitas 85.71%, positif predictive value 97.29% dan negative predictive value100%. Cut of point dengan kurva ROC 0.929 (95%CI0.713-0.953).
Kesimpulan Prokalsitonin dapat digunakan dalam menegakkan diagnosis dini sepsis bakterialis pada neonatus.
Kata kunci: Sepsis neonatus, prokalsitonin, diagnosis | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Sepsis Neonatus | en_US |
dc.subject | Prokalsitonin | en_US |
dc.subject | Diagnosis | en_US |
dc.title | Prokalsitonin sebagai Marker dalam Menegakkan Diagnosis Sepsis pada Neonatus | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM087103034 | |
dc.description.pages | 68 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |