Show simple item record

dc.contributor.advisorBarus, Murniati
dc.contributor.authorLahanda, Doni
dc.date.accessioned2021-07-28T07:12:54Z
dc.date.available2021-07-28T07:12:54Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/38084
dc.description.abstractNegara Jepang adalah salah satu negara maju di Asia. Kemajuan yang sangat terkenal di Jepang yaitu kemajuan teknologi, ekonomi dan pendidikan. Negeri matahari terbit ini juga dikenal dengan negara yang kaya akan tradisi dan budaya. Walaupun modernisasi di Jepang saat ini berkembang sangat pesat, namun tradisi dan kebudayaannya masih tetap dilestarikan oleh orang Jepang hingga saat ini. Salah satu hal yang masih dilestarikan oleh masyarakat Jepang salah satunya yaitu tradisi–tradisi pernikahan yang digunakan saat akan menikah. Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Tradisi pernikahan tradisional yang sering dipakai saat pernikahan di Jepang salah satunya yaitu Shinzenshiki (神前式). Secara harfiah menurut penggalan kata dalam bahasa Jepang Shin berarti ‘Tuhan’, Zen berarti ‘depan’, dan Shiki berarti ‘ritual atau upacara’. Jadi, secara keseluruhan Shinzenshiki didefinisikan sebagai sebuah upacara atau ritual yang dilangsungkan dihadapan Tuhan atau dewa. Upacara ini diselenggarakan di sebuah kuil suci dalam kepercayaan agama shinto. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan hukum agama. Upacara pernikahan di Jepang digolongkan menjadi dua yaitu: upacara pernikahan tradisional dan upacara pernikahan modern. Upacara pernikahan Shinto yang paling dikenal di Jepang, pelaksanaannya di kuil suci yang dipimpin oleh pendeta Shinto. Upacara ini memiliki makna yang sangat besar. Kostum yang dikenakan kedua pengantin adalah bergaya Jepang dan bergaya Barat. Dalam gaya Jepang, pengantin pria menggunakan kimono hakama berwarna hitam, dan untuk pengantin wanita mengenakan shiromuku yang dikhususkan untuk dipakai pada saat upacara pernikahan. Shiromuku ini merupakan kimono berwarna putih sebagai simbol untuk pengantin wanita yang akan bergabung dengan keluarga baru. Dalam gaya Barat pengantin pria mengunakan jas berwarna terang atau jas hitam, dan pengantin wanita menggunakan pakaian pengantin. Pernikahan modern Jepang biasanya dilangsungkan di gereja dengan sistem agama Kristen. Uniknya meski kedua mempelai bukan penganut agama Kristen, mereka menikah dengan sistem agama Kristen. Dalam pernikahan modern, biasanya pasangan pengantin dapat melakukan acara pemotongan kue pernikahan, pertukaran cincin, bulan madu dan prosesi pernikahan Barat lainnya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPernikahan Tradisionalen_US
dc.subjectPernikahan Modernen_US
dc.titlePernikahan Tradisional dan Modern di Jepang ( 日本の伝統と現代の結婚式 )en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM182203003
dc.description.pages52 Halamanen_US
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record