dc.description.abstract | Topik penelitian ini berjudul beban psikologi kultural pada anak
perempuan di keluarga broken home pada etnis Mandailing (studi kasus di
kota Padangsidempuan). Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk
mendeskripsikan tentang bagaimana orang-orang etnis Mandailing di kota
Padangsidempuan memaknai sebuah nilai- nilai perceraian dari konsep budaya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif yang bersifat deskriptif dan ditambahkan metode studi kasus dalam
perspektif antropologi psikologi. Penelitian ini menggunakan teknik
wawancara mendalam (holistic) dengan menggunakan pedoman wawancara.
Melibatkan para tokoh masyarakat untuk mendalami bagaimana pandangan
orang-orang atau masayarakat melihat realitas prilaku, pribadi, dan sikap
seorang anak broken home.
Hasil penelitian menunjukkan dan membuktikan bahwa pandangan
lingkungan dalam memberi stigma, sterotip, dan label buruk terhadap anak
broken home karena adanya aspek–aspek nilai budaya. Dimana masyarakat
menjunjung tingga nilai-nilai pernikahan dan pentingnya pengasuhan orang tua
yang utuh, terstruktur, penuh afeksi, dan harmonis.
Pemahaman masyarakat yang masih konservatif dan menilai bahwa
perceraian itu adalah sebuah aib keluarga yang dianggap memalukan. Hal ini
menyebabkan anak-anak broken home merasa minder, malu, dan bersikap
menarik diri dari lingkungan sosialnya bahkan hingga sampai kepada
penyimpangan sosial. Beban budaya akibat memberi stigma buruk terhadap
anak-anak broken home yang tidak bisa di netralkan oleh masyarakat
mengakibatnya dampak buruk yang signifikan terhadap anak-anak broken
home. | en_US |