Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat terhadap Kadar Serum Feritin Baru Lahir
View/ Open
Date
2010Author
Siregar, Olga Rasiyanti
Advisor(s)
Lubis, Bidasari
Irsa, Lily
Metadata
Show full item recordAbstract
Background. Iron deficiency anemia is common disorder of hematologic in infants and children and caused by depletion of iron that need for haemoglobin synthesis. Ferritin level can be measuring iron status because ferritin is one of iron stored. Iron status in infant has influced by iron status in mother. Delayed cord clamping can reduced incidency of iron deficiency and increased iron profile. Early cord clamping is clamping the cord 15 seconds after baby birth and delayed cord clamping is clamping the cord about 2 minutes after baby birth.
Objective. We aimed to investigate whether a difference of timing of cord clamping might have impact on ferritin level on newborn term infants.
Methods. A randomized, single blind trial study was conducted on September to Novemeber 2009, at two general hospitals in Medan, North Sumatera province, which eligible newborn infants were randomly assigned to early cord clamping = ECC (15 seconds after delivery) in the first group or delayed cord clamping = DCC (2 minutes after delivery) in the second group. The infants were placed on the mother’s abdomen before the umbilical cord were clamped and ferritin level were measured from the umbilical cord blood.
Results. Totally 60 infants were eligible which consist of 30 infants of each group. From ferritin level, we found in early clamping group 329 (181,3) mg/dl and 556 (463) mg/dl in delayed clamping group (95% CI: 45,1 409,2; P=0,015).
Conclusion. There was a significant difference on ferritin level between early and delayed cord clamping. Latar belakang. Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin (Hb) dan merupakan kelainan hematologi yang paling sering terjadi pada bayi dan anak. Pengukuran status besi adalah dengan mengukur kadar serum feritin karena feritin merupakan salah satu bentuk cadangan besi. Status besi pada bayi juga dipengaruhi status ibu selama masa kehamilan. Salah satu cara perbaikan status besi bayi dimulai selama masa kehamilan atau awal kelahiran adalah dengan penundaan pengikatan tali pusat, karena dapat mempengaruhi volume darah yang ditransfer melalui plasenta.Walaupun waktu optimal pengikatan tali pusat masih menjadi perdebatan, tetapi para praktisi melakukan segera setelah bayi lahir. Pengertian dari pengikatan tali pusat “segera” pada penelitian ini adalah 15 detik sedangkan pengikatan tali pusat “terlambat” adalah 2 menit. Pengikatan tali pusat tertunda(2 menit) dapat menurunkan terjadinya ADB pada bayi baru lahir.
Tujuan. Mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap kadar serum feritin bayi baru lahir.
Bahan dan cara kerja. Suatu penelitian uji klinis acak sederhana tersamar tunggal yang dilakukan sejak bulan September 2009 sampai November 2009, di dua RSU (RSUP H.Adam Malik dan RSUP dr Pirngadi) di Medan, propinsi Sumatera Utara, dilakukan pada bayi baru lahir yang memenuhi kriteria, secara acak bayi dibagi atas dua kelompok, yaitu kelompok I yang dilakukan pengikatan tali pusat dini (15 detik setelah lahir) atau tertunda (2 menit setelah lahir) pada kelompok II. Bayi diletakkan di atas perut ibu sebelum dilakukan pemotongan tali pusat dan kadar serum feritin bayi diukur dari darah vena umbilikal yang diambil 24-48 jam setelah lahir.
Hasil. Dari total 60 bayi, diperoleh 30 bayi pada kelompok I dan 30 bayi pada kelompok II. Nilai rerata serum feritin pada kelompok I 329 (181,3) mg/dl dan 556 (463) mg/dl pada kelompok II (95% IK: 45,1 409,2; P=0,015).
Kesimpulan. Ada perbedaan bermakna pada kadar serum feritin antara pengikatan tali pusat dini dan tertunda.
Collections
- Master Theses [351]