Perbandingan Ketamine 0.5 Mg/Kgbb/Iv dan Propofol 1 Mg/Kgbb/Iv untuk Mencegah Agitasi Paska Anestesi Sevoflurane pada Pasien Pediatri dengan General Anestesia
View/ Open
Date
2015Author
Millizia, Anna
Advisor(s)
Mursin, Chairul M.
Arifin, Hasanul
Metadata
Show full item recordAbstract
Objective: To observe whether the injection of ketamine and propofol in the end of
surgery could prevent emergence agitation in sevoflurane anesthesia
Method: After getting the approval from the Ethic Committe of USU Medical School
and Haji Adam Malik General Hospital, Double blinded, a randomized clinical trial on 48
pediatric patients, 2 to 10 years, physical state ASA-1 and 2 who underwent elective
surgery with general anesthesia with sevoflurane in Haji Adam Malik General Hospital.
The sample are divided into two groups each with 24 subjects. Group A received
Ketamine 0,5 mg/kgBW IV 10 minute before the surgery ended and group B recieved
Propofol 1 mg/kgBW IV 10 minute before the surgery ended . All patient receive
induction and maintained with sevoflurane. All patients receive post operative pain
management ketorolac injection 0.5 mg/kgBW/IV.This study observed the agitation that
occurred during the stay at PACU. The agitation was observed with PAED Score. PAED
score above 10 considered as agitation. An incidence of any side effects were also
recorded.
Result: The study reveals that the agitation occurred more frequently in propofol
than ketamine grup, statistically no significant difference between groups (p >
0.05) On the whole sample we did not found prolonged extubation, prolonged
length of stay in PACU, nausea and vomit effect during the postoperative time in
PACU.
Conclusion: There were no significant statistical differences between the two
groups incidence of agitation. Furthermore, ketamine 0.5 mg/kgBW/iv can be an
alternate drug beside propofol 1 mg/kgBW/iv to reduce emergence agitation in
pediatric patients. Tujuan: Untuk mengamati apakah pemberian ketamin dan propofol pada akhir
pembedahan dapat mencegah agitasi paska anestesi dengan sevoflurane.
Metode: Setelah mendapat izin dari komisi etik penelitian bidang kesehatan
Fakultas Kedokteran USU dan Rumah Sakit Haji Adam Malik, Uji klinis acak
tersamar ganda pada 48 pasien pediatrik, 2 sampai 10 tahun, PS-ASA 1 dan 2
yang akan menjalani operasi elektif dengan anestesi umum sevoflurane di Rumah
Sakit Haji Adam Malik. Sampel dibagi menjadi dua kelompok masing-masing
terdiri dari 24 orang. Kelompok A menerima Ketamin 0,5 mg/kgBB IV dan
kelompok B menerima Propofol 1 mg/kgBB IV 10 menit sebelum pembedahan
berakhir. Seluruh pasien diinduksi dan menggunakan agen inhalasi rumatan
sevoflurane.Paska operasi seluruh pasien mendapatkan injeksi ketorolac 0.5
mg/kgBB/iv. Kejadian agitasi dicatat dengan skor PAED mulai dari pasien sudah
dipindahkan ke ruang pemulihan (PACU). Nilai PAED > 10 dianggap sebagai
kejadian agitasi. Komplikasi seperti mual muntah, lama ekstubasi dan lama
rawatan PACU dicatat.
Hasil: Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa kejadian agitasi lebih banyak pada
kelompok propofol dibandingkan ketamine namun secara statistik berbeda tidak
bermakna (p > 0.05). Tidak terjadi perbedaan lama ekstubasi dan lama rawatan di
ruang pemulihan diantara dua kelompok. Pada seluruh sampel penelitian tidak
dijumpai efek mual dan muntah.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang tidak bermakna secara statistik antara
kedua kelompok dalam hal terjadinya agitasi paska anestesi sevoflurane. Sehingga
ketamine 0.5 mg/kgBB/iv dapat menjadi obat alternatif selain propofol 1
mg/kgBB/iv untuk mencegah agitasi paska anestesi sevoflurane pada pasien
pediatrik.
Collections
- Master Theses [163]