Pengaruh Perendaman Braket Aisi 303 dan Kawat Aisi 302 Stainless Steel dalam Obat Kumur Herbal Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L.) Terhadap Pelepasan Ion Ni+ dan Kekuatan Tarik Kawat

Abstract

Background: Stainless Steel is one of metals that is used in orthodontic. During therapy, patient tends to suffer from gingivitis and caries, thus mouthwashes are prescribed. The usage of mouthwash can however cause ion release. Release of ions especially Nickel (Ni+) affects human body and metal’s mechanical properties. Noni fruit (Morinda citrifolia L.) consists of antibacterial, antiinflammatory and analgesic effects. The secondary metabolite of noni has the capability to lower ion release and corosion as it works as coating agent. Aim: This research is conducted to investigate the effect of the immersion of wires and brackets in noni mouthwash on nickel ion release and wire tensile strength. Methods: Thirty wires and thirty brackets are immersed in artificial saliva pH (6,8), chlorhexidine 0,2%, and noni 2,5%, 5%, 7,5% mouthwashes for 35 days. After immersion, Ni+ is analysed with Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) and wires tensile strength are tested with Universal Testing Machine (UTM). Results: Both wires and brackets show the highest ion release in chlorhexidine and the lowest in artificial saliva. The highest tensile strength is also seen in artificial saliva, while the lowest in chlorhexidine 0,2%. Statistically there is a significant difference on wire ion release within each group p< 0,05, however not between saliva and noni mouthwash 2,5% p = 0,388 (p > 0,05). There is a significant difference on bracket ion release within each group p< 0,05, however not between saliva and noni mouthwash 2,5% p = 0,553 (p > 0,05), saliva and noni mouthwash 5% p = 0266, as well as noni mouthwash 2,5% and noni mouthwash 5% p = 0,597 (p > 0,05). There is a significant difference on tensile strength release within each group p< 0,05, however not between chlorhexidine and noni mouthwash 7,5% p = 0,235, saliva and noni mouthwash 2,5% p = 0,361, as well as noni mouthwash 5% and noni mouthwash 7,5% p = 0,211 (p > 0,05) Conclusions: Noni mouthwash 2,5% has the closest result as that in control group (artificial saliva). Respectively the values of Ni+ ion release in wires immersed in artificial saliva pH (6,8), chlorhexidine 0,2%, noni 2,5%, 5%, and 7,5% mouthwashes for 35 days are 1,185 μg/day, 2,185 μg/day, 1,202 μg/day, 1,322 μg/day, dan 1,428 μg/day, while the release of Ni+ in brackets are 1,25 μg/day, 5,4 μg/day, 1,314 μg/day, 1,428 μg/day, dan 4,28 μg/day. These values are considered safe and are accordance with that from WHO=25-35 μg/day. Tensile strength is affected by ion release. The highest the ion release, thus the lowest will the tensile strength be.

Latar belakang: Selama perawatan ortodonti, pasien rentan mengalami gingivitis dan karies sehingga obat kumur diresepkan, namun penggunaan obat kumur dapat menyebabkan pelepasan ion logam. Lepasnya ion terutama Nikel (Ni+) berpengaruh pada tubuh manusia dan sifat mekanis logam. Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) memiliki sifat antibakteri, antiinflamasi, serta analgesik. Metabolit sekunder buah mengkudu yaitu tanin dapat mengurangi korosi logam karena memiliki sifat coating agent. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perendaman kawat dan braket stainless steel (SS) dalam obat kumur buah mengkudu terhadap pelepasan ion Ni+ dan kekuatan tarik kawat Metode Penelitian: Tiga puluh kawat dan tiga puluh braket direndam dalam saliva buatan pH (6,8), obat kumur klorheksidin 0,2%, dan ekstrak buah mengkudu 2,5%, 5%, 7,5%, selama 35 hari. Setelah direndam, pelepasan ion Ni+ dianalisa dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) dan kekuatan tensil kawat diuji dengan Universal Testing Machine (UTM) Hasil: Pelepasan ion Ni+ terbesar pada braket dan kawat yang direndam dalam klorheksidin 0,2% dan terkecil dalam saliva buatan. Kekuatan tensil kawat terbesar dalam saliva buatan dan yang terendah dalam klorheksidin 0,2%. Uji statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna pelepasan ion nikel kawat antar kelompok p< 0,05 kecuali saliva dengan buah mengkudu 2,5% p = 0,388 (p > 0,05). Terdapat perbedaan yang bermakna pelepasan ion nikel braket antar kelompok p< 0,05 kecuali saliva dengan buah mengkudu 2,5% p = 0,553 , saliva dengan mengkudu 5% p = 0266, serta mengkudu 2,5% dengan mengkudu 5% p = 0,597 (p > 0,05). Terdapat perbedaan bermakna kekuatan tarik kawat antar kelompok p < 0,05 kecuali korheksidin dengan mengkudu 7,5% p = 0,235, saliva dengan mengkudu 2,5% p = 0,361, serta mengkudu 5% dengan mengkudu 7,5% p = 0,211 (p > 0,05) Kesimpulan: Sediaan obat kumur ekstrak buah mengkudu 2,5% merupakan konsentrasi yang paling mendekati kelompok kontrol (saliva buatan pH 6,8). Pelepasan ion Ni+ kawat yang direndam dalam dalam saliva buatan pH (6,8), obat kumur klorheksidin 0,2%, buah mengkudu 2,5%, 5%, dan 7,5% selama 35 hari yaitu 1,185 μg/ hari, 2,185 μg/ hari, 1,202 μg/ hari, 1,322 μg/ hari, dan 1,428 μg/ hari. Pelepasan ion Ni+ braket yaitu 1,25 μg/ hari, 5,4 μg/ hari, 1,314 μg/ hari, 1,428 μg/ hari, dan 4,28 μg/ hari dimana nilai ini masih dalam ambang batas aman dan sesuai rekomendasi WHO=25-35 μg/hari. Kekuatan tensil kawat dipengaruhi pelepasan ion. Semakin tinggi pelepasan ion, maka kekuatan tensil semakin rendah.