dc.description.abstract | Introduction: End stage renal disease (ESRD) can lead to pulmonary complications, especially pulmonary edema due to increased permeability of capillary, intravascular and interstitial volume overload. This leads to altered physiological and mechanical function of the lungs and subsequently increase in airway resistance.
Aim :To determine the impact of hemodialysis on pulmonary function in end stage renal disease patients undergoing regular hemodialysis.
Methods :This was an analytic descriptive cross sectional study, conducted to ESRD patients who had undergo HD. The spirometry testing before and after one session of HD, measured using a single device and independent operator.
Results :Of the 90 samples 55 was male (61.1%) and 35 was female (38.9%) with mean age 50.18 ± 12.51 years ( range 20-76 years), duration of HD 21.27 ± 17.87 month (range 6-80 month), dan Hb 9.48 ± 1.21 mg/dl ( range 7.2-12.1 mg/dl), ureum 110.17 ± 38.40 mg/dl (range 48-211 mg/dl), creatinin 11.50 ± 3.39 mg/dl (range 4.7-19.0 mg/dl). After hemodialysis, there were a significant increase in FEV1, FCV and FEV1/FVC (p<0.01), and a significant decrease in body weight (p<0.01). After hemodialysis, there was a significant correlation between decrease in body weight and improvement in FVC (p=0.006).
Conclusion : Hemodialysis causes significant improvement in spirometry parameters in end stage renal disease patients undergoing regular hemodialysis. This effect might be independent of the effect of removing the volume overload by dialysis. | en_US |
dc.description.abstract | Pendahuluan : Penyakit ginjal kronis (PGK) stadium akhir dapat menyebabkan komplikasi pada paru terutama edema paru akibat peningkatan permeabilitas kapiler, volume intravaskular dan interstisial yang berlebihan. Hal ini menyebabkan gangguan fungsi fisiologis dan mekanik paru dan kemudian meningkatkan resistensi saluran nafas.
Tujuan: Untuk mengetahui dampak hemodialisis terhadap fungsi paru pada penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis reguler .
Metode : Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang yang bersifat analisis deskriptif terhadap pasien PGK stadium 5-D regular. Pemeriksaan Spirometri dilakukan sebelum dan setelah menjalani 1 sesi hemodialisis, menggunakan alat dan pemeriksa independen yang sama.
Hasil : Dari 90 orang sampel 55 orang pria (61,1%) dan 35 orang wanita (38,9%) dengan rerata usia 50,18 ± 12,51 tahun (rentang 20-76 tahun), durasi HD 21,27 ± 17,87 bulan (rentang 6-80 bulan),dan Hb 9,48 ± 1,21 mg/dl (rentang 7,2-12,1 mg/dl), ureum 110,17 ± 38,40 mg/dl (rentang 48-211 mg/dl), kreatinin 11,50 ± 3,39 mg/dl (rentang 4,7-19,0 mg/dl). Pada pemeriksaan spirometri setelah hemodialisis didapatkan peningkatan yang bermakna pada FEV1, FVC dan FEV1/FVC (p<0,01), dan penurunan berat badan yang bermakna (p<0,01). Setelah hemodialisis dijumpai hubungan signifikan antara penurunan berat badan terhadap perubahan FVC (p= 0,006).
Kesimpulan : Hemodialisis menyebabkan perbaikan yang bermakna pada parameter spirometri penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis reguler. Efek ini mungkin independen dari efek menghilangkan kelebihan volume dengan hemodialisis. | en_US |