dc.description.abstract | Penelitian untuk skripsi ini bertujuan untuk mengetahui alasan terjadinya stagnasi usaha kain tenun Sipirok. Stagnasi yang terjadi dalam usaha kain tenun Sipirok dapat dilihat melalui teknologi produksi, dinamika pemasaran kain tenun Sipirok, serta kreatifitas produk kain tenun Sipirok.
Penelitian ini dilakukan dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara mendalam. Adapun pihak yang diwawancarai penulis adalah orang atau individu yang bekerja sebagai pengrajin tenun Sipirok, pengrajin kerajinan tangan di Sipirok yang berbasis etnis. Termasuk didalamnya tokoh-tokoh yang dianggap penting atau berpengaruh dalam perkembangan tenun Sipirok. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada orang atau individu yang bekerja dalam pemasaran kain Tenun Sipirok baik dia toke maupun hanya menjual langsung kepada pembeli. Semua itu dilakukan dengan menggunakan surat izin penelitian dan juga membangun rapport (hubungan baik) kepada informan yang diwawancara oleh penulis.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan penggunaan kain tenun Sipirok sudah ada sejak beberapa generasi yang lalu. Kain tenun dari zaman dahulu masih digunakan sampai sekarang, namun beberapa kain tenun sudah mengalami perubahan. Kain tenun Sipirok terdapat dua jenis, yaitu kain tenun yang digunakan untuk kegiatan adat dan kain tenun yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Kain tenun yang digunakan untuk adat ada 2 jenis, yaitu Abit Godang dan Parompa Sadun. Sedangkan kain tenun yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari tanpa adanya persyaratan adat disebut dengan tenun ATBM. Kain tenun ATBM sudah menggunakan teknologi yang lebih maju dari pada kain tenun yang digunakan untuk keperluan adat. Beberapa tahun terakhir kain tenun ATBM mulai mengalami stagnasi. Stagnasi kain tenun Sipirok dapat dilihat dari teknologi produksi kain tenun dan dinamika pemasaran kain tenun. Stagnasi kain tenun Sipirok pada teknologi produksi dilihat dari teknologi produksi yang tidak mengalami adanya kemajuan dan hasil produksi yang masih terbatas. Sedangkan dalam dinamika pemasaran kain tenun Sipirok dapat dilihat dari tingkat daya beli yang tidak mengalami kemajuan. Stagnasi tenun ATBM disebabkan oleh beberapa hal seperti; Kurangnya dukungan kebijakan pemerintah daerah, SDM pengrajin tenun Sipirok masih rendah, bahan baku yang tidak memenuhi kebutuhan pengrajin tenun, minat pasar yang rendah, serta popularitas kain tenun Sipirok (ATBM) masih rendah. | en_US |