dc.description.abstract | Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by the onset
of hyperglycemia due to impaired insulin secretion, and/or improving cellular
insulin resistance to insulin. Chronic hyperglycemia and other metabolic disorders
DM will cause damage to tissues and organs, such as in the eyes, kidneys, nerves,
and vascular system. Diabetic retinopathy is one of complication DM in the eye,
sometimes without symptoms, but can cause the blindness and estimated 25 times
more patients suffered in DM compared to patients who do not suffer from DM.
Monitoring the metabolic status of diabetic patients is important. The method used
to determine blood glucose control in all types of DM are glikat measuring
hemoglobin (HbA1c).
There is also the purpose of this study was to determine the relationship of
blood sugar control with diabetic retinopathy in type 2 diabetes with HbA1c as a
parameter of blood sugar control, the long-suffering relationship of DM with
diabetic retinopathy, and the relationship of age with diabetic retinopathy.
This study involved 30 people with type 2 diabetes, by making several
measurements and clinical examination and biochemical measurements such as
height, weight and waist circumference, blood pressure with a
sphygmomanometer Hg and steteskop, blood sugar levels with a
spectrophotometer, levels of HbA1c by HPLC technique , sharp vision with a
Snellen chart, intra-ocular pressure (IOP) with computerized tonometer, and
fundus eye examination with ophthalmoscopy and fundus photos.
Patients with more women than men (4:1). Fifteen people (50%) patients
with uncontrolled diabetes mellitus and 15 people (50%) patients with
uncontrolled DM. Youngest diabetic patient aged 42 years, and the oldest 78 years
of age. DM is most experienced at the age between 49-56 years with a number of
6 people (40%) in uncontrolled diabetes mellitus, followed by 5 people (33.33%)
in the DM controlled group. DM's most lots have been experienced by patients
during 7-12 years as many as 9 people (60%) in group controlled DM, and 8
persons (53.33%) in group DM not controlled. Twenty-three people (76.7%) had
no diabetic retinopathy, and 7 persons (23.3%) had diabetic retinopathy. 2 people
(6.67%) had uncontrolled diabetes mellitus diabetic retinopathy, and 5 people
(16.66%) on uncontrolled diabetes have diabetic retinopathy. Twenty-three people
do not experience diabetic retinopathy after suffering from diabetes for a mean
11.22 years, and 7 people experience after suffering from diabetes mellitus
diabetic retinopathy during the 16.57-year average. Twenty-three people do not
have diabetic retinopathy at an average age of 56.43 years, and 7 people have
diabetic retinopathy at an average age of 58.29 years.
Based on statistical analysis between control and diabetes mellitus with diabetic
retinopathy obtained p = 0.195, this means controlling blood sugar does not cause
the occurrence of diabetic retinopathy (p > 0.05). Between long-suffering DM
with diabetic retinopathy obtained p = 0.05, this means that the longer suffer the
higher risk of developing diabetes mellitus diabetic retinopathy (p < 0.05). Between ages with diabetic retinopathy obtained p = 0.683, this means there is no
relationship between age and diabetic retinopathy (p > 0.05). | en_US |
dc.description.abstract | Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai
dengan timbulnya hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, dan atau
peningkatan resistensi insulin seluler terhadap insulin. Hiperglikemia kronik dan
gangguan metabolik DM lainnya akan menyebabkan kerusakan jaringan dan
organ, seperti mata, ginjal, syaraf, dan sistem vaskular. Retinopati diabetik
merupakan salah satu komplikasi DM pada mata, terkadang tanpa gejala, namun
dapat menyebabkan kebutaan, dan diperkirakan 25 kali lebih banyak diderita
pada pasien DM dibandingkan pasien yang tidak menderita DM. Pemantauan
status metabolik pasien DM merupakan hal yang penting. Metode yang
digunakan untuk menentukan pengendalian glukosa darah pada semua tipe DM
adalah pengukuran glikat hemoglobin (HbA1c).
Ada pun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kontrol
gula darah dengan retinopati diabetik pada DM tipe 2 dengan HbA1c sebagai
parameter kontrol gula darah, hubungan lama menderita DM dengan retinopati
diabetik, dan hubungan umur dengan retinopati diabetik.
Penelitian ini melibatkan 30 orang penderita DM tipe 2, dengan
melakukan beberapa pengukuran dan pemeriksaan secara klinis dan biokimia di
antaranya pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang, tekanan
darah dengan sfigmomanometer Hg dan steteskop, kadar gula darah dengan
spektrofotometer, kadar HbA1c dengan teknik HPLC, tajam penglihatan dengan
Snellen Chart, tekanan intra-okuler (TIO) dengan computerized tonometer, dan
pemeriksaan fundus mata dengan oftalmoskopi dan foto fundus.
Pada penelitian ini penderita perempuan lebih banyak dibanding laki-laki
(4:1). Lima belas orang (50%) penderita DM terkontrol dan 15 orang (50%)
penderita DM tidak terkontrol. Penderita DM termuda berumur 42 tahun, dan
tertua umur 78 tahun. DM terbanyak dialami pada umur antara 49–56 tahun
dengan jumlah 6 orang (40%) pada DM tidak terkontrol, dan 5 orang (33,33%)
pada kelompok DM terkontrol. DM paling banyak telah dialami pasien selama
7–12 tahun yaitu sebanyak 9 orang (60%) pada golongan DM terkontrol, dan 8
orang (53,33%) pada golongan DM tidak terkontrol. Dua puluh tiga orang
(76,7%) tidak mengalami retinopati diabetik, dan 7 orang (23,3%) mengalami
retinopati diabetik. 2 orang (6,67%) DM terkontrol mengalami retinopati diabetik,
dan 5 orang (16,66%) pada DM tidak terkontrol mengalami retinopati diabetik.
Dua puluh tiga orang tidak mengalami retinopati diabetik setelah menderita DM
rerata selama 11,22 tahun, dan 7 orang mengalami retinopati diabetik setelah
menderita DM rerata selama 16,57 tahun. Dua puluh tiga orang tidak mengalami
retinopati diabetik pada rerata umur 56,43 tahun, dan 7 orang mengalami
retinopati diabetik pada rerata umur 58,29 tahun.
Berdasarkan uji statistik antara kontrol DM dengan retinopati diabetik
didapatkan p = 0,195, ini berarti pengontrolan gula darah tidak menyebabkan
terjadinya retinopati diabetik (p > 0,05). Antara lama menderita DM dengan retinopati diabetik didapatkan p = 0,05, ini berarti semakin lama menderita DM
semakin tinggi risiko menderita retinopati diabetik (p < 0,05). Antara umur
dengan retinopati diabetik didapatkan p = 0,683, ini berarti tidak terdapat
hubungan antara umur dengan retinopati diabetik (p > 0,05). | en_US |