Show simple item record

dc.contributor.advisorHarahap, Urip
dc.contributor.advisorParwis, Bebi
dc.contributor.authorRangkuti, Irma Yanti
dc.date.accessioned2021-07-30T05:54:25Z
dc.date.available2021-07-30T05:54:25Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/38544
dc.description.abstractDiabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by the onset of hyperglycemia due to impaired insulin secretion, and/or improving cellular insulin resistance to insulin. Chronic hyperglycemia and other metabolic disorders DM will cause damage to tissues and organs, such as in the eyes, kidneys, nerves, and vascular system. Diabetic retinopathy is one of complication DM in the eye, sometimes without symptoms, but can cause the blindness and estimated 25 times more patients suffered in DM compared to patients who do not suffer from DM. Monitoring the metabolic status of diabetic patients is important. The method used to determine blood glucose control in all types of DM are glikat measuring hemoglobin (HbA1c). There is also the purpose of this study was to determine the relationship of blood sugar control with diabetic retinopathy in type 2 diabetes with HbA1c as a parameter of blood sugar control, the long-suffering relationship of DM with diabetic retinopathy, and the relationship of age with diabetic retinopathy. This study involved 30 people with type 2 diabetes, by making several measurements and clinical examination and biochemical measurements such as height, weight and waist circumference, blood pressure with a sphygmomanometer Hg and steteskop, blood sugar levels with a spectrophotometer, levels of HbA1c by HPLC technique , sharp vision with a Snellen chart, intra-ocular pressure (IOP) with computerized tonometer, and fundus eye examination with ophthalmoscopy and fundus photos. Patients with more women than men (4:1). Fifteen people (50%) patients with uncontrolled diabetes mellitus and 15 people (50%) patients with uncontrolled DM. Youngest diabetic patient aged 42 years, and the oldest 78 years of age. DM is most experienced at the age between 49-56 years with a number of 6 people (40%) in uncontrolled diabetes mellitus, followed by 5 people (33.33%) in the DM controlled group. DM's most lots have been experienced by patients during 7-12 years as many as 9 people (60%) in group controlled DM, and 8 persons (53.33%) in group DM not controlled. Twenty-three people (76.7%) had no diabetic retinopathy, and 7 persons (23.3%) had diabetic retinopathy. 2 people (6.67%) had uncontrolled diabetes mellitus diabetic retinopathy, and 5 people (16.66%) on uncontrolled diabetes have diabetic retinopathy. Twenty-three people do not experience diabetic retinopathy after suffering from diabetes for a mean 11.22 years, and 7 people experience after suffering from diabetes mellitus diabetic retinopathy during the 16.57-year average. Twenty-three people do not have diabetic retinopathy at an average age of 56.43 years, and 7 people have diabetic retinopathy at an average age of 58.29 years. Based on statistical analysis between control and diabetes mellitus with diabetic retinopathy obtained p = 0.195, this means controlling blood sugar does not cause the occurrence of diabetic retinopathy (p > 0.05). Between long-suffering DM with diabetic retinopathy obtained p = 0.05, this means that the longer suffer the higher risk of developing diabetes mellitus diabetic retinopathy (p < 0.05). Between ages with diabetic retinopathy obtained p = 0.683, this means there is no relationship between age and diabetic retinopathy (p > 0.05).en_US
dc.description.abstractDiabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan timbulnya hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, dan atau peningkatan resistensi insulin seluler terhadap insulin. Hiperglikemia kronik dan gangguan metabolik DM lainnya akan menyebabkan kerusakan jaringan dan organ, seperti mata, ginjal, syaraf, dan sistem vaskular. Retinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi DM pada mata, terkadang tanpa gejala, namun dapat menyebabkan kebutaan, dan diperkirakan 25 kali lebih banyak diderita pada pasien DM dibandingkan pasien yang tidak menderita DM. Pemantauan status metabolik pasien DM merupakan hal yang penting. Metode yang digunakan untuk menentukan pengendalian glukosa darah pada semua tipe DM adalah pengukuran glikat hemoglobin (HbA1c). Ada pun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kontrol gula darah dengan retinopati diabetik pada DM tipe 2 dengan HbA1c sebagai parameter kontrol gula darah, hubungan lama menderita DM dengan retinopati diabetik, dan hubungan umur dengan retinopati diabetik. Penelitian ini melibatkan 30 orang penderita DM tipe 2, dengan melakukan beberapa pengukuran dan pemeriksaan secara klinis dan biokimia di antaranya pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang, tekanan darah dengan sfigmomanometer Hg dan steteskop, kadar gula darah dengan spektrofotometer, kadar HbA1c dengan teknik HPLC, tajam penglihatan dengan Snellen Chart, tekanan intra-okuler (TIO) dengan computerized tonometer, dan pemeriksaan fundus mata dengan oftalmoskopi dan foto fundus. Pada penelitian ini penderita perempuan lebih banyak dibanding laki-laki (4:1). Lima belas orang (50%) penderita DM terkontrol dan 15 orang (50%) penderita DM tidak terkontrol. Penderita DM termuda berumur 42 tahun, dan tertua umur 78 tahun. DM terbanyak dialami pada umur antara 49–56 tahun dengan jumlah 6 orang (40%) pada DM tidak terkontrol, dan 5 orang (33,33%) pada kelompok DM terkontrol. DM paling banyak telah dialami pasien selama 7–12 tahun yaitu sebanyak 9 orang (60%) pada golongan DM terkontrol, dan 8 orang (53,33%) pada golongan DM tidak terkontrol. Dua puluh tiga orang (76,7%) tidak mengalami retinopati diabetik, dan 7 orang (23,3%) mengalami retinopati diabetik. 2 orang (6,67%) DM terkontrol mengalami retinopati diabetik, dan 5 orang (16,66%) pada DM tidak terkontrol mengalami retinopati diabetik. Dua puluh tiga orang tidak mengalami retinopati diabetik setelah menderita DM rerata selama 11,22 tahun, dan 7 orang mengalami retinopati diabetik setelah menderita DM rerata selama 16,57 tahun. Dua puluh tiga orang tidak mengalami retinopati diabetik pada rerata umur 56,43 tahun, dan 7 orang mengalami retinopati diabetik pada rerata umur 58,29 tahun. Berdasarkan uji statistik antara kontrol DM dengan retinopati diabetik didapatkan p = 0,195, ini berarti pengontrolan gula darah tidak menyebabkan terjadinya retinopati diabetik (p > 0,05). Antara lama menderita DM dengan retinopati diabetik didapatkan p = 0,05, ini berarti semakin lama menderita DM semakin tinggi risiko menderita retinopati diabetik (p < 0,05). Antara umur dengan retinopati diabetik didapatkan p = 0,683, ini berarti tidak terdapat hubungan antara umur dengan retinopati diabetik (p > 0,05).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectDiabetes Melitus Tipe 2en_US
dc.subjectRetinopati Diabetiken_US
dc.subjectHbA1cen_US
dc.titleHubungan antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Retinopati Diabetik Dikaji dari HbA1c sebagai Parameter Kontrol Gula Darahen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM087014009
dc.description.pages118 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record