Show simple item record

dc.contributor.advisorArifin, Syamsul
dc.contributor.advisorLubis, Suwardi
dc.contributor.advisorHisyam, O.K Nazaruddin
dc.contributor.authorShamadi, Yahya
dc.date.accessioned2021-07-31T08:37:25Z
dc.date.available2021-07-31T08:37:25Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/38662
dc.description.abstractSchool management in on hand can show a contradictory condition if seen from environmental point of view. This condition is characterized by the non environmentally behavior of teachers and students. The environmental facilities and infrastructures developed were not planned based on the principle of environmental conservation such as massive school ground construction that minimizen the extent of water catchment area, nagative environmental hygiene behavior such as various forms of pollutions/littering, and vandalism againts the environmentally developed objects based on the less environmentally conscious culture. The government of Republic Indonesia launced the National Adiwiyata School as part of the environmetal Education Strategies. Batu bara District as a district which was officially seperated from its parent district plans its human resource quality improvement through sustainable environmental education through the achievement of National Adiwiyata standard schools. The purpose of this descriptive study was to answer the programme run by Batu Bara Distrcit Government in integrating ecological education to achieve the improvement of human resource quality by studying school policy, school curricula, perception of teachers and students, and the condition of basic infrastructure facilities. The population of this study was 6 (six) State Senior High Schools (SMA Negeri) in Batu Bara District. Interpretation was done through product moment correlation statistic tes (r Perason) to find out the factors influencing the quality achievement in the application of National adiwiyata at the State Senior High Schools in Batu Bara District. The result of this study showed that the implementation of school policy to build an environmental culture still needs socialization, the content of environmental curriculum due to the unequal qualification of teachers adn the low capability of school in identifiying the issues of environment, the perceptions of students, teachers and school management in environmental management are not maximum yet; they are only passive participants and have not adequate space yet in the environmental management activity. The condition of school facilities and infrastructures supporting the environmental awareness movement has not shown the optimal attemp yet and still need a hard work to make it happen. The result if this study will be useful as initial data inventory for local (district level) education planning programme in sustainable environmental human resource development.en_US
dc.description.abstractPengelolaan sekolah di satu sisi dapat menampilkan kondisi yang kontradiktif jika ditinjau dari sudut pelestarian lingkungan. Hal ini ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan lingkungan. Sarana dan prasarana lingkungan binaan direncanakan dengan mengabaikan prinsip pelestarian lingkungan hidup misalnya pembangunan lapangan sekolah yang massif sehingga mengurangi luasan area resapan air. perilaku kebersihan lingkungan yang negatif seperti berbagai bentuk pengotoran / pembuangan sampah sembarangan, vandalism terhadap obyek lingkungan binaan dengan budaya “kurang sadar lingkungan”. Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan Program Sekolah Adiwiyata Nasional sebagai bagian dari strategi Pendidikan Lingkungan Hidup. Kabupaten Batu Bara sebagai suatu kabupaten pemekaran menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan melalui pencapaian sekolah bertaraf Adiwiyata Nasional. Penelitian ini bertujuan menjawab program Kabupaten Batu Bara dalam memadukan pendidikan ekologis mencapai pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui kajian kebijakan sekolah, kurikulum sekolah, persepsi guru dan murid dan kondisi sarana prasarana dasar. Dengan metodologi deskriptif kajian ini dilakukan atas enam SMAN Negeri di Kabupaten Batubara. Interpretasi dilakukan dengan uji statistik korelasi product moment (r Pearson) guna mencari faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian mutu sekolah Adiwiyata Nasional di SMA Negeri Batu Bara. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa implementasi kebijakan sekolah untuk membangun budaya lingkungan masih memerlukan upaya sosialisasi, muatan kurikulum berbasis lingkungan beragam karena kualifikasi guru yang tidak merata serta rendahnya kemampuan sekolah dalam mengidentifikasi isu lingkungan, persepsi siswa, guru dan pengelola sekolah dalam pengelolaan lingkungan masih belum maksimal hanya sebatas partisipan pasif dan belum memperoleh ruang yang memadai dalam aktivitas pengelolaan lingkungan hidup, Kondisi sarana dan prasarana sekolah yang mendukung gerakan peduli dan sadar lingkungan belum menunjukkan upaya optimal dan masih memerlukan upaya keras untuk mewujudkannya. Hasil kajian ini selanjutnya akan bermanfaat sebagai inventarisasi data awal bagi program perencanaan pendidikan daerah dalam pengembangan sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan berkelanjutan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectSekolah Adiwiyataen_US
dc.subjectWawasan Lingkunganen_US
dc.subjectSMAN Kabupaten Batubaraen_US
dc.titleKajian tentang Penerapan Sekolah Berwawasan Lingkungan Melalui Program Sekolah Adiwiyata Nasional pada SMA Negeri di Kabupaten Batu Baraen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM087004030
dc.description.pages191 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record