dc.contributor.advisor | Sinar, T. Silvana | |
dc.contributor.advisor | Widayati, Dwi | |
dc.contributor.author | Sukhrani, Dewi | |
dc.date.accessioned | 2021-08-02T07:32:20Z | |
dc.date.available | 2021-08-02T07:32:20Z | |
dc.date.issued | 2010 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/38820 | |
dc.description.abstract | This thesis investigates the nominal lexicon of the Gayo language concerning Lake
Lut Tawar and the ecology of the lake through the ecolinguistic point of view.
Specifically, it attempts to describe the level of comprehension of the native speakers
of Gayo on the lake-related nominal lexicon and language defense (which includes
language shift) of Gayo language. Data of nominal lexicon collected by ways of
written documents, nonparticipant observation, and indepth interview guide.
Thereafter, the data is reduced and classified based on its ecosystem and kind. Then,
the test is conducted upon 72 informants resident around the lake, aging between 15
to 46 and above. The test result demonstrated (1) in each subdistrict and age group
there is a different level of comprehension concerning nominal lexicon mastery,
which correlates with (a) the difference of the lake-nature contour, (b) the development
of communal area, (c) the pragmatic way of live, and (d) biota introduction; (2) 80.6
% of Gayonese speech community still know and vocalize nominal lexicon orienting
the lake; (3) the high rate of lexical defense is caused by (a) biodiversity of the lake
ecology, (b) the intense community interaction with the entity that characterized the
lake ecology, and (c) the speaker’s highest awareness of using Gayo language in daily
occasion. | en_US |
dc.description.abstract | Perubahan lingkungan ragawi Lut Tawar, Takengon, diduga memengaruhi khazanah
nomina kedanauan bahasa Gayo penutur pria dan wanita yang tinggal di empat
kecamatan sekitar danau, di masing-masing kecamatan sekitar danau, dan pada tiga
kelompok usia, yaitu di atas 46 tahun, 21-45 tahun, dan 15-20 tahun. Pengaruh ini
dapat diungkap melalui perspektif ekolinguistik menggunakan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan melalui dokumen tertulis, observasi nonpartisipan, dan
wawancara mendalam. Data kemudian dikelompokkan, digambarkan secara holistik,
dianalisis secara kualitatif, dan dinterpretasikan sesuai pandangan informan. Dari hasil
pengujian terungkap gambaran terjadi perbedaan tingkat pemahaman nomina
kedanauan pada tiap kecamatan dan kelompok usia. Pada kelompok usia di atas 46
tahun pemahamannya masih tinggi, lalu menurun pada kelompok usia 21-45 tahun,
hingga tergolong rendah pada kelompok usia 15-20 tahun. Perbedaan pemahaman
tersebut berkaitan dengan (1) perbedaan kontur alam danau, (2) perluasan kota, (3)
pola hidup praktis dan instan dengan munculnya alat-alat modern, (4) introdusi biota
dari luar. Namun demikian, leksikon nomina bahasa Gayo dalam lingkungan
kedanauan Lut Tawar masih dikenal dan digunakan oleh 80,6% penutur Gayo dalam
berkomunikasi. Beberapa faktor penyebab kebertahanan leksikon nomina tersebut
adalah (1) biodiversitas lingkungan sekitar danau; (2) penutur dari masing-masing
kelompok usia masih berinteraksi dengan lingkungan ragawi yang beragam; dan (3)
penutur dari masing-masing kelompok usia masih sering berbahasa Gayo dalam
keseharian. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Ekolinguistik | en_US |
dc.subject | Leksikon Nomina | en_US |
dc.subject | Ekologi Danau | en_US |
dc.subject | Tingkat Pemahaman | en_US |
dc.title | Leksikon Nomina Bahasa Gayo dalam Lingkungan Kedanauan Lut Tawar: Kajian Ekolinguistik | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM087009024 | |
dc.description.pages | 261 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |