Reduplikasi Morfemis Bebas Konteks dan Terikat Konteks Bahasa Karo
View/ Open
Date
2011Author
Bangun, Pribadi
Advisor(s)
Naibaho, Jawasi
Widayati, Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
This study entitled “Karonese Context-Free and Context-Bound Morpheme Reduplication” aims at describing the type of Karonese morpheme reduplication based on its form, the meaning of Karonese context-free morpheme reduplication, and the meaning of Karonese context-bound morpheme reduplication.
This study was done based synchroncic approach explaining or showing the current types of Karonese reduplication besides finding out the principles generally applicable in Karonese morpheme reduplication. Therefore, the evidence of reduplication is defined and compared to see its patterns.
The research findings showed that Karonese morpheme reduplication is undergoing intervention from Bahasa Indonesia that it increases rival forms of Karonese reduplication. In the semantic-based reduplication, repetition dose not occur in its form but in its meaning through the combination of two synonymous words (forms).
To determine the meaning of reduplication in Karonese, the meaning of context-free reduplication must be distinguished from the meaning of context-bound reduplication. Sometimes, the meaning of certain reduplication can be immediately find out (kaba-kaba “kupu-kupu” –butterfly), and the others depend on the context of the reduplication concerned. Morpheme and semantic motivation in Karonese reduplication is sometimes “transparent” sometimes “samara(vogue)”. For certain reduplication, its meaning does not always the same even though its root belongs to the word of the same class. Such difference in meaning can be explained based on the semantic characteristic found between the members of the word class used as the basic. The meaning “agak KtS” form ((KtS + R +ke-/-an) is only found if KtS does not have its antonym. Sometimes, the same meaning is determined by different forms of reduplication. Not all of the nouns can be made plural such as de-verbal noun and de-adjectival noun. The meaning of reduplication found in a constituent structure can be “transferred” to another constituent in the structure concerned. The use of reduplication in Karonese is closely related to th etiquette currently exist in Karonese community.
Keywords : Reduplication, Morpheme, Context-Free, Context-Bound Penelitian ini berjudul “Reduplikasi Morfemis Bebas Konteks dan Terikat Konteks Bahasa Karo” yang bertujuan untuk mendeskripsikan tipe reduplikasi morfemis bahasa Karo berdasarkan bentuknya; mendeskripsikan arti reduplikasi morfemis bebas konteks dalam bahasa Karo; dan mendeskripsikan arti reduplikasi morfemis terikat konteks dalam bahasa Karo.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan sinkronis, yaitu menjelaskan atau memerikan tipe-tipe reduplikasi bahasa Karo yang ada saat ini. Dalam penelitian ini juga diusahakan menemukan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam reduplikasi morfemis bahasa Karo. Untuk itu, bukti-bukti reduplikasi didefinisikan dan dibandingkan guna melihat pola-polanya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari lapangan dan hasil pembahasan reduplikasi morfemis dalam bahasa Karo masa kini mengalami interferensi bahasa Indonesia sehingga menambah bentuk saingan reduplikasi dalam bahasa Karo. Pada kata ulang hasil reduplikasi semantik, pengulangan tidak terjadi pada bentuk melainkan pada arti, yaitu dengan menggabungkan dua kata (atau bentuk) yang sinonim.
Dalam bahasa Karo, untuk menentukan arti reduplikasi perlu dibedakan arti reduplikasi bebas-konteks dari arti reduplikasi terikat-konteks. Ada kalanya arti reduplikasi tertentu dapat diketahui dengan segera (kaba-kaba ‘kupu-kupu’) dan ada pula tergantung dari konteks kata ulang yang bersangkutan. Motivasi morfemis dan semantis kata ulang dalam bahasa Karo ada yang “transparan” dan ada pula yang “samara”. Ada bentuk reduplikasi tertentu yang artinya tidak selalu sama walaupun dasar yang dikenainya termasuk anggota kelas kata yang sama. Perbedaan arti demikian dapat diterangkan berdasarkan ciri-ciri semantik yang terdapat di antara anggota kelas kata yang dipakai sebagai dasar. Arti ‘agak KtS’ bentuk ((KtS + R) + ke-/-an) hanya terdapat apabila KtS tidak mempunyai antonim. Arti yang sama ada kalanya dinyatakan oleh bentuk reduplikasi yang berbeda-beda. Tidak semua kata benda dapat dijamakkan, seperti kata benda deverbal dan kata benda deajektival. Arti reduplikasi yang terdapat pada satu konstituen struktur dapat “dilimpahkan” kepada konstituen lain dalam struktur yang bersangkutan. Penggunaan kata ulang dalam bahasa Karo sangat berhubungan dengan tata krama yang berlaku dalam masyarakat Karo.
Kata kunci: Reduplikasi, morfemis, bebas konteks, terikat konteks