dc.contributor.advisor | Novliadi, Ferry | |
dc.contributor.advisor | Ulfa, Cherly Kemala | |
dc.contributor.author | Frandawati | |
dc.date.accessioned | 2021-08-03T06:46:41Z | |
dc.date.available | 2021-08-03T06:46:41Z | |
dc.date.issued | 2011 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/38993 | |
dc.description.abstract | Hotel is one sector that has a prominent role in tourism. That‟s why in it‟s
management, a hotel must be responsive and sensitive about change taking place in
environment. So does Hotel X, of which one three stars hotel in Medan. Hotel X itself
went through a change of business entity from CV to PT that accompanied by
developing Hotel Grand X. This change results in change in the structure of the
organization and change in the way organization policies socialized. This change
results some problem such as employees don‟t know the system change, feel
dissapointed towards management, unsatifisty with the head, lack of cooperation to
participate programs, lack of coordination with the head.
Commonly, this problem leads to efectivity of downward communication. In gaining
an effective communication, it is important for superordinates to evaluate their way of
communicating. This research is based on theory from Thona (2005) that describes
there are eight dimensions that can be used to evaluate the downward communication,
they are : 1) intention, 2) specificity, 3) descriptive, 4) expediency, 5) right timing, 6)
readiness, 7) clarity, and 8) validity. This research is aimed to gain the description of
communication effectiveness between superordinates and subordinates in Hotel X.
This research is developed by using quantitative and qualitative approach, and is a
kind of descriptive research. All population in this research are occupied to be the
sample of the quanititative research, which amounts to 68 employees of Hotel “X”. The
result of this research has proven that the communication between superordinates and
subordinates in Hotel “X” is quite effective. Yet, there are some prominent weaknesses
in two dimensions of communication effectiveness, they are descriptive dimension and
clarity dimension. Descriptive dimension indicates that supervisor less can give
information in objective language. Clarity dimension indicates that supervisor less can
get feedback from his subordinate. Qualitative research includes 4 participants, 2
supervisor and 2 subordinates.
Therefore, it is important to design a training programme which is more
concentrated to two dimensions of communication effectiveness between superordinates
and subordinates in increasing effectiveness of communication between superordinates
and subordinates in Hotel “X”. | en_US |
dc.description.abstract | Hotel merupakan salah satu faktor pendukung pariwisata. Dalam pengelolaannya,
hotel harus responsif dan tanggap terhadap perubahan lingkungan. Begitu pula dengan
Hotel X yang merupakan salah satu hotel berbintang tiga di Medan. Dikaitkan dengan
perubahan, Hotel X mengalami perubahan bentuk badan usaha dari CV menjadi PT
yang diiringi oleh pembangunan Hotel Grand X. Perubahan ini mengakibatkan
perubahan struktur perusahaan dan perubahan cara sosialisasi kebijakan perusahan.
Perubahan ini mengakibatkan berbagai masalah yakni karyawan kurang mengetahui
perubahan sistem, merasakan kekecewan terhadap manajemen, merasa tidak puas
terhadap atasan langsungnya, kurang berkerjasama dalam mengikuti program-program
yang difasilitasi oleh departemen HRD, kurang berkoordinasi dengan atasan.
Secara umum masalah-masalah tersebut mengarah kepada komunikasi atasan
bawahan yang tidak berjalan secara efektif. Dalam upaya untuk membangun efektifitas
komunikasi atasan bawahan, maka para atasan perlu mengavaluasi diri. Penelitian ini
menggunakan teori Thona (2005) bahwa ada 8 dimensi yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi efektifitas komunikasi atasan bawahan yakni (1) intensi, (2) kekhususan,
(3) deskriptif, (4) kemanfaatan, (5) tepat waktu, (6) kesiapan, (7) kejelasan, dan (8)
validitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran efektifitas komunikasi
atasan bawahan pada karyawan Hotel X.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatitf deskriptif. Seluruh
populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel penelitian kuantitatif, yaitu 68 orang
karyawan Hotel X. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan efektifitas
komunikasi atasan bawahan pada karyawan Hotel X tergolong sedang, serta masih
terdapat dua dimensi yang tergolong rendah, yaitu dimensi deskriptif dan kejelasan.
Rendahnya dimensi deskriptif mengindasikan bahwa atasan kurang dapat memberikan
informasi dengan bahasa yang objektif. Sedangkan rendahnya dimensi kejelasan
mengindikasikan bahwa atasan kurang mendapatkan umpan balik dari bawahannya.
Penelitian kualitatif melibatkan 4 orang partisipan yakni 2 orang atasan dan 2 orang
bawahan. Hasil penelitian juga menunjukan dimensi kejelasan dan dimensi deskriptif
kurang optimal. Selain itu, tambahan hasil penelitian menunjukan dimensi kesiapan
kurang optimal.
Oleh karena itu, perlu dirancang sebuah program pelatihan yang lebih difokuskan
terhadap dua dimensi efektifitas komunikasi atasan bawahan tersebut dalam upaya
untuk meningkatkan efektifitas komunikasi atasan bawahan pada karyawan Hotel X. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | efektifitas komunikasi atasan bawahan | en_US |
dc.subject | pelatihan komunikasi atasan bawahan | en_US |
dc.title | Kajian Efektifitas Komunikasi Atasan Bawahan pada Karyawan Hotel X (The analysis of downward communication efectiveness at Hotel X) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM097029008 | |
dc.description.pages | 119 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |