Sifat Antimikroba [2-(Akriloiloksi)Etil] Trimetil Amonium Klorida dan Anhidrida Maleat yang Digrafting pada Permukaan Serat Kapas
View/ Open
Date
2020Author
Sartiva, Hazna
Advisor(s)
Wirjosentono, Basuki
Siregar, Amir Hamzah
Metadata
Show full item recordAbstract
Antimicrobial compound of [2-(acryloyloxy)ethyl]-trimethyl ammonium
chloride (AETAC) can be bound into polymer backbones to produce various
antimicrobial polymeric materials. In this work, cotton cellulose (CCell) fibres was
modified in a laboratory scale reflux-reactor for 2 hours in Toluene (TL) as solvent
with addition of maleic anhydride (MA) and sufphuric acid (3N) as catalyst. DMF
solution of antimicrobial compound of AETAC and ammoniumpersulphate
(NH4)2S2O8) as initiator were added dropwise and the reflux was further continued
for 2 hours. The reaction mixture with optimum weight ratio (CCell/MA/AETAC:
80/10/10) was then cooled down, filtered and wash thoroughly using distilled water
and dried in oven vacum to constant weight at 80oC. The AETAC/MA-modified
Cellulose (AETAC/MA-g-CCell) was then characterised using infrared
spectorcopy (FTIR) for chemical structure identification of the reaction products.
Antimicrobial properties of the modified cellulose was tested using: Aspergillus
fumigatus fungi and Staphylococcus aureus bacteria. Results of FTIR spectra of
the AETAC/MA-g-CCell after exhaustive Sokhlet extraction in n-hexane still
showed stable absorption peak of AETAC/MA carbonyl group (>C=O) at 1717 cm-
1 and dissapearance of double bond absorption peak of acryloyl group (>C=C<)
at 1645 cm-1. The AETAC/MA-modified cotton cellulose showed marginal
antimicrobial activity against Aspergillus fumigatus, however the modified
cellulose showed excellent antimicrobial activity against Staphylococcus aureus. Komponen antimikroba dari [2-(akriloiloksi)etil]-trimetil ammonium
klorida (AETAC) dapat terikat pada polimer untuk menghasilkan berbagai material
polimer antimikroba. Dalam penelitian ini, serat selulosa kapas (CCell) telah
dimodifikasi dalam skala laboratorium menggunakan reaktor refluks selama 2 jam
dalam toluene (TL) dengan penambahan anhidridat maleat (AM). Larutan TL dari
komponen antimikroba AETAC dan ammoniumpersulfat (NH4)2S2O8 sebagai
inisiator telah ditambahkan setetes demi setetes dan refluks dilanjutkan selama 2
jam. Campuran reaksi dengan rasio berat optimum (CCell/AM/AETAC :
100/20/20) telah didinginkan, disaring dan dicuci menggunakan air suling dan
dikeringkan menggunakan oven vakum pada berat konstan pada suhu 80 OC.
Selulosa termodifikasi CCell-g-AM dan CCell-g-AM/AETAC dikarakterisasi
menggunakan spektroskopi inframerah (FTIR) untuk identifikasi struktur kimia
dari hasil reaksi. Sifat termal, morfologi dan kristalinitas diuji menggunakan DSC,
SEM dan XRD. Sifat antimikroba dari selulosa termodifikasi diuji menggunakan
Aspergillus niger dan Staphylococcus aureus. Hasil spektrum FTIR dari
CCell/AM/AETAC menunjukkan puncak serapan yang stabil dari gugus karbonil
AETAC/MA (>C=O) pada 1717 cm-1 dan menghilangnya puncak serapan ikatan
gugus akriloil (>C=C<) pada 1645 cm-1. Permukaan CCell-g-AM/AETAC terlihat
lebih luas dan mengembang dibandingkan selulosa murni yang cenderung lebih
padat tanpa terjadi kerusakan pada permukaan serat. Kestabilan termal CCell-g-
AM/AETAC lebih baik daripada selulosa kapas murni dengan suhu 407,30 OC pada
CCell-g-AM/AETAC dan 370,69 OC pada selulosa kapas murni. Nilai kristalinitas
CCell-g-AM/AETAC adalah 76,33 %. Selulosa kapas termodifikasi AETAC/MA
menunjukkan marginal terhadap Aspergillus niger dengan rata-rata zona hambat
sebesar 9,53 mm, namun selulosa yang dimodifikasi menunjukkan aktivitas
antimikroba yang sangat baik terhadap Staphylococcus aureus dengan rata-rata
zona hambat sebesar 12,30 mm.
Collections
- Master Theses [374]