dc.description.abstract | The need for corn increases every year in line with the growth of
population and food and feed industries. Scarcity of fossil fuels stimulate many
countries to find alternative energy from biofuels, among others corn to be
processed into bioethanol as a substitute for fossil fuel (gasoline). It will increase
the need for corn. Adverse impact of chemical pesticides stimulate people to look
for safer and environmental friendly pest control. One of the ways that considered
potential to be applied is the use of botanical pesticides such as extract of tobacco
and betel leaves. The research was conducted in Simarimbun Hamlet,
Simarimbun Village, Siantar Marimbun Sub-district, Pematang Siantar City,
North Sumatra Province. The research was conducted in March to May 2014 on
the effect of environmental friendly botanical pesticide application against
diversity and abundance of pest on the corn plant (Zea mays), using the method of
Non-factorial Randomized Block Design. The result of the research, eradicated
pests are more diverse by the use of chemical pesticides compared to by the use
botanical pesticides. Likewise the pest abundance parameters and the pest
abundance index. Average of diversity of pests due to application of botanical
pesticides (N) on the observation in 3rd week was 1.60, in the 6th week was 2.27
and in the 9th week was 2.20, average of diversity of pests due to application of
chemical pesticides (K) on on the observation in 3rd week was 2.33, in the 6th week
was 2.53 and in the 9th week was 2.67. Average of number of eradicated pests due
to application of botanical pesticides (N) on the observation in 3rd week was
12.53, in the 6th week was 14.40 and in the 9th week was 16.27, average of number
of eradicated pests due to application of chemical pesticides (K) on the
observation in the 3rd week was 13.93, in the 6th week was 17.47 and in the 9th
week was 18.93. Average of number of eradicated pests due to yellow trap on the
application of botanical pesticides (N) on the observation in 3rd week was 20.80,
in the 6th week was 18.60 and in the 9th week was 19.87, average of number of
eradicated pests due to yellow trap on the application of chemical pesticides (K)
on the observation in 3rd week was 21.53, in the 6th week was 17.33 and in the 9th
week was 19.33. Average of pest abundance index on the application of botanical
pesticides (N) on the observation in 3rd week was 3.70, in the 6th week was 3.67
and in the 9th week was 4.01, average of pest abundance index on the application
of chemical pesticides (K) on the observation in 3rd week was 3.94, in the 6th week
was 3.87 and in the 9th week was 4.25. | en_US |
dc.description.abstract | Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan industri pangan dan pakan. Kelangkaan
bahan bakar fosil mendorong berbagai negara mencari energi alternatif dari bahan
bakar nabati (biofuel), diantara menggunakan jagung untuk dijadikan bioetanol
sebagai substitusi bahan bakar minyak (premium). Hal tersebut akan
meningkatkan kebutuhan akan jagung. Dampak yang tidak diinginkan dari
pestisida kimiawi, mendorong masyarakat untuk mencari kembali cara-cara
pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan. Salah satu cara yang
dianggap memiliki potensi untuk diterapkan adalah penggunaan pestisida nabati
berupa ekstrak tembakau dan daun sirih. Penelitian dilaksanakan di Dusun
Simarimbun, Kelurahan Simarimbun, Kecamatan Siantar Marimbun, Kota
Pematang Siantar, Propinsi Sumatera Utara. Penelitian dilaksanaan pada Bulan
Maret s/d Mei 2014 tentang pengaruh aplikasi pestisida nabati ramah
lingkungan terhadap keragaman dan kelimpahan hama pada tanaman jagung
(Zea mays), menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok non Faktorial.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa penggunaan pestisida kimiawi lebih
beragam jenis hama yang mati dibandingkan dengan pestisida nabati. Begitu juga
dengan parameter kelimpahan hama dan indeks kelimpahan hama. Rata - rata
keragaman jenis hama akibat perlakuan aplikasi pestisida nabati (N) pada
pengamatan minggu ke-3 adalah 1,60, pada minggu ke-6 adalah 2,27 dan pada
minggu ke-9 adalah 2,20, rata - rata keragaman jenis hama akibat perlakuan
aplikasi pestisida kimiawi (K) pada pengamatan minggu ke-3 adalah 2,33, pada
minggu ke-6 adalah 2,53 dan pada minggu ke-9 adalah 2,67. Rata – rata jumlah
hama yang mati pada perlakuan aplikasi pestisida nabati (N) pada pengamatan
minggu ke-3 adalah 12,53, pada minggu ke-6 adalah 14,40, dan pada minggu ke-9
adalah 16,27, rata – rata jumlah hama yang mati pada perlakuan aplikasi pestisida
kimiawi (K) pada pengamatan minggu ke-3 adalah 13,93, pada minggu ke-6
adalah 17,47, dan pada minggu ke-9 adalah 18,93. Rata – rata jumlah hama yang
mati akibat yellow trap pada aplikasi pestisida nabati (N) pada pengamatan
minggu ke-3 adalah 20,80, pada minggu ke-6 adalah 18,60, dan pada minggu ke-9
adalah 19,87, rata – rata jumlah hama yang mati akibat yellow trap pada aplikasi
pestisida kimiawi (K) pada pengamatan minggu ke-3 adalah 21,53, pada minggu
ke-6 adalah 17,33 dan pada minggu ke-9 adalah 19,33. Rata – rata indeks
kelimpahan hama pada aplikasi pestisida nabati (N) pada pengamatan minggu ke-
3 adalah 3,70, pada minggu ke-6 adalah 3,67, dan pada minggu ke-9 adalah 4,01,
indeks kelimpahan hama pada aplikasi pestisida kimiawi (K) pada pengamatan
minggu ke-3 adalah 3,94, pada minggu ke-6 adalah 3,87 dan pada minggu ke-9
adalah 4,25. | en_US |