Show simple item record

dc.contributor.advisorRusdidjas
dc.contributor.advisorRamayati, Rafita
dc.contributor.authorMauliddina, Jeanida
dc.date.accessioned2021-08-05T05:19:20Z
dc.date.available2021-08-05T05:19:20Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/39362
dc.description.abstractBackground Proteinuria is a condition when protein is found in urine and is also a common symptom we found in children with renal disorder. Proteinuria can also be found in non renal disorders and in normal children. A high sensitivity examination is needed to detect proteinuria. Spectrophotometer is a gold standard examination, however it is expensive and not avaible in primary health care. We need to find another examination which is sensitive, economic, rapid and can be done in any health service. 20% sulfosalicylic acid is expected to full fill these criterias. Objective To compare 20% sulfosalicylic acid to spectrophotometer as a diagnostic of proteinuria. Methods A diagnostic test was held in H. Adam Malik Hospital since September 2009 until December 2009. 55 children aged 3 to 18 year old was recuired using consecutive sampling. The urine was collected for 24 hours and tested for proteinuria using 20% sulfosalicylic acid and spectrophotometer. Results A total of 55 cases were studied. Sensitivity and specificity of sulfosalicylic acid 20% and spectrophotometer were found 88,1% and 69,2%, With a positive predictive value and a negative predictive value 90,2% and 64,3%. Conclusion A 20% sulfosalisilyc acid has a low sensitivity and spesificity to detect proteinuria, but it has an advantage that 20% sulfosalisilyc acid is more practical and low cost in detecting proteinuria compare to sphectophotometry.en_US
dc.description.abstractLatar belakang. Proteinuria adalah keadaan dimana dijumpai protein dalam urin dan merupakan gejala yang sering dijumpai pada anak dengan penyakit ginjal. Proteiuria juga dapat dijumpai pada penyakit nonrenal dan pada anak normal. Pemeriksaan proteinuria yang memiliki kepekaan yang tinggi sangat diperlukan. Spektrofotometer merupakan gold standard, tetapi harganya mahal dan sering tidak dijumpai pada unit pelayanan tingkat dasar oleh karena itu diperlukan cara untuk mendeteksi proteinuria yang memiliki kepekaan yang tinggi, cepat, murah dan dapat dikerjakan dimanapun. Asam sufosalisilat 20% diharapkan mempuyai kepekaan yang tinggi selain harga murah dan mudah dilakukan. Tujuan. Membandingkan pemeriksaan proteinuria dengan menggunakan asam sulfosalisilat 20% dan spektrofotometer. Bahan dan cara kerja. Suatu penelitian uji diagnostik yang dilakukan sejak bulan September 2009 sampai Desember 2009, di RSUP H.Adam Malik di Medan, propinsi Sumatera Utara, dilakukan pada anak yang berusia 3 sampai 18 tahun, subjek terdiri dari 55 orang anak yang dikumpulkan secara consecutive sampling, urin dikumpulkan selama 24 jam untuk diperiksakan menggunakan asam sulfosalisilat 20%, sisanya diperiksa menggunakan spektrofotometer. Hasil. Dari total 55 anak yang dilakukan pemeriksaan urin diperoleh sensitifitas dan spesifisitas asam sulfosalisilat 20% dan spektrofotometer adalah 88,1% dan 69,2% dengan nilai prediksi positif dan nilai prediksi negative (90,2% dan 64,3%. Kesimpulan. asam sulfosalisilat 20% memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah untuk mendeteksi proteinuria namun memiliki keuntungan yaitu lebih praktis dan murah dalam mendeteksi proteinuria dibandingkan spektrofotometer.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectProteinuriaen_US
dc.subjectAsam Sulfosalisilat 20%,en_US
dc.subjectSpektrofotometeren_US
dc.titleUji Diagnostik Proteinuria Menggunakan Asam Sulfosalisilat 20% Dibandingkan dengan Spektrofotometeren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM067103005
dc.description.pages63 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record