Hubungan Gangguan Ansietas dan Gangguan Depresi terhadap Kejadian Sakit Perut Berulang pada Remaja
View/ Open
Date
2011Author
Fastralina
Advisor(s)
Sofyani, Sri
Simbolon, Joesoef
Metadata
Show full item recordAbstract
Background: Anxiety and depression disorders affect the academic
performance and social aspect of school activities. Adolescents with these
disorders tend to develop recurrent abdominal pain.
Objective: To assess the association of anxiety and depression disorders
to recurrent abdominal pain in adolescents.
Methods: A cross sectional study was conducted at three junior and
three senior high schools in Secanggang Sub-district, Langkat District,
Sumatera Utara Province from August to September 2009. The samples
for this study were selected through consecutive sampling technique. The
samples were instructed to fill out the CBCL form. Those with
anxious/depressed score ≥ 12 for boys aged 12 to 18 years old and ≥14
for girls and those with suspected depression (CDI score ≥13) were then
examined by psychiatrist. The adolescent diagnosed with anxiety and
depression disorder were instructed to fill out a recurrent abdominal pain
questionnaire based on Apley and Naish criteria. We have got a number
of adolescents with and without recurrent abdominal pain.
Results: The 144 students participated in this study were divided into two
groups consisting of 84 students with anxiety disorder and 60 students
with depression disorder. Sixty students of the anxiety disorder group and
31 students of the depression disorder group experienced recurrent
abdominal pain. The prevalence of anxiety and depression disorder was
8,7% and 6,25% respectively. There was a significant relationship
between anxiety disorder (P=0.008) and depression disorder (P=0.04) with
recurrent abdominal pain.
Conclusion The anxiety and depression disorder were associated to
recurrent abdominal pain in adolescents. Latar belakang: Gangguan ansietas dan gangguan depresi dapat
menimbulkan dampak terhadap prestasi akademik dan aspek sosial
lainnya dari kehidupan sekolah sehingga cukup mengganggu aktivitas
anak sehari-hari. Kedua gangguan ini lebih cenderung menunjukan
adanya keluhan sakit perut berulang.
Tujuan: Menilai hubungan gangguan ansietas dan gangguan depresi
terhadap kejadian sakit perut berulang pada remaja.
Metode: Suatu penelitian cross sectional dilakukan di 3 SLTP dan 3 SLTA
Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara dari bulan
Agustus sampai September 2009. Pemilihan sampel dipilih dengan cara
consecutive sampling. Sampel yang terjaring melalui formulir CBCL
dengan nilai kategori anxious/depressed untuk usia 12 sampai 18 tahun
untuk anak laki-laki ≥ 12 dan an ak perempuan ≥ 14 dan diduga
mengalami depresi anak dengan skor CDI ≥ 13, kemudian diperiksa oleh
psikiater berdasarkan PPDGJ III. Anak-anak yang didiagnosis mengalami
gangguan ansietas dan gangguan depresi kemudian mengisi kuesioner
sakit perut berulang sesuai kriteria Apley dan Naish. Didapati jumlah siswa
yang mengalami gangguan ansietas dan gangguan depresi yang
menderita sakit perut berulang dan yang tidak menderita sakit perut
berulang.
Hasil: Sebanyak 144 siswa ikut berpartisipasi pada penelitian dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok gangguan ansietas sebanyak 84
orang dan 60 orang kelompok gangguan depresi, dari kedua kelompok
tersebut diperoleh 60 orang kelompok gangguan ansietas dan 31 orang
kelompok gangguan depresi yang menderita sakit perut berulang. Didapati
prevalensi gangguan ansietas sebanyak 8.7% dan gangguan depresi
6.25% pada remaja di lokasi penelitian. Pada penelitian ini juga didapati
perbedaan yang signifikan pada kelompok gangguan ansietas (P=0.008)
dan gangguan depresi (P=0.04) dengan sakit perut berulang.
Kesimpulan: Prevalensi remaja yang mengalami gangguan ansietas dan
gangguan depresi sebanyak 8.7% dan 6.25%. Gangguan ansietas dan
gangguan depresi mempunyai hubungan dengan kejadian sakit perut
berulang pada remaja.
Collections
- Master Theses [351]