Kajian Kerawanan Banjir di Wilayah DAS Padang Menggunakan Sistem Informasi Geografis
View/ Open
Date
2011Author
Irsan, Muhammad
Advisor(s)
Nasution, Zulkifli
Widhiastuti, Retno
Hisyam, Nazaruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Padang Watershed is categorized as one of the First Degree National
Prioritized Watershed for its complexity of problems and rated of having most critical
condition in its social and physical condition. Flood is one of the main problem in
Padang Watershed. This research is presented in descriptive quantitative to show the
current condition of Padang Watershed recharge area, the distribution of Padang
Watershed land units potential as flood water supplier and the distribution of flood
prone areas. Field survey and mapping overlay method was carried out to analyze
the problems using Geographical Information System application. This research
discovered that during 2004 to present there have been an increase of percentage in
the extent of critical rated recharge areas by 2.31%. From field survey, it is
discovered that there have been land clearing practice in Padang Watershed during
replanting by major plantation in massive extent (more than 1 km2), this will affect
the value of the land actual infiltration compared to its potential infiltration value to
the very critical rate. For its biophysical characteristics that supports the surface
water to enter the water body much faster compared to other Sub Watershed, this
research conclude that the flood water supplier land unit of the Padang Sub
Watershed upstream have more prominent role than in the other Sub Watershed, and
for that reason it should be the prioritized for rehabilitation and land utilization
management enforcement by regulations. The critical rate increase and the high
value of flood water supply rate occur as results of an inappropriate land use and
land utilization. Flood prone areas were distributed in different areas of Padang
Watershed with various rate, which the highest prone rate were found in Tebing
tinggi District and in Serdang Bedagai Regency shore, which located in the
downstream of Padang Watershed. Daerah Aliran Sungai (DAS) Padang tergolong sebagai DAS Prioritas I
Nasional karena menunjukkan kondisi dan permasalahan biofisik dan sosek DAS
yang paling kritis atau tidak sehat. Salah satu permasalahan DAS Padang adalah
banjir. Penelitian ini mengkaji kondisi kekritisan daerah resapan, potensi yang
dimiliki berbagai unit lahan sebagai pemasok air banjir dan persebaran daerah rawan
banjir di wilayah DAS Padang. Kajian dilakukan secara deskriptif kuantitatif, melalui
analisis tumpang susun (overlay) peta dengan memanfaatkan teknologi Sistem
Informasi Geografis dan kalibrasi melalui survei lapangan. Dari hasil kajian diketahui
bahwa selama kurun waktu tahun 2004 sampai dengan 2010 terdapat peningkatan
tingkat kekritisan peresapan pada berbagai unit lahan di wilayah DAS Padang yang
keseluruhannya sebesar 2,31%. Berdasarkan hasil survei lapangan ditemukan bahwa
pada penggunaan lahan perkebunan di wilayah DAS Padang terjadi perubahan
ekstrim dalam cakupan wilayah yang luas (lebih dari 1 km2) pada masa peremajaan
tanaman melalui praktek land clearing, dalam skala yang besar hal tersebut dapat
berakibat pada menurunnya nilai infiltrasi aktual lahan dibandingkan nilai infiltrasi
potensialnya hingga mencapai tingkatan sangat kritis. Wilayah pemasok air banjir
yang berada di wilayah hulu Sub DAS Padang perlu mendapat prioritas penanganan
berupa rehabilitasi dan penegakan peraturan terkait penataan ruang, karena
karakteristik biofisiknya yang mendukung aliran air permukaan untuk lebih cepat
mencapai sungai dibandingkan Sub DAS lainnya. Peningkatan kekritisan dan
tingginya potensi pasokan air banjir terjadi sebagai akibat perubahan penggunaan
lahan dan pemanfaatan ruang yang tidak tepat. Wilayah rawan banjir tersebar dengan
berbagai tingkat kerawanan di wilayah DAS Padang, dengan tingkat kerawanan
banjir tertinggi berada di wilayah Kota Tebing Tinggi dan di bagian hilir DAS
Padang yang berada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai.