Show simple item record

dc.contributor.authorMeliala, Lusianna
dc.date.accessioned2021-08-12T07:02:56Z
dc.date.available2021-08-12T07:02:56Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/39986
dc.description.abstractThis thesis deals with references and terms of endearments in Karonese. The problems investigated are what are references and terms of endearments in Karonese and how they are used by the speakers of Karonese. The objectives of the study are to describe the references and terms of endearments and their uses in the social contexts of Karonese. This is a descriptive one. The study was conducted in three areas of Kabanjahe, Ketaren, and Nangbelawan in which Karonese of Urung Julu dialect is used. The domains of language use are marriage ceremonies, occupying new dwellings and condolence. The techniques used to collect the date are free conversation-involved and conversation-involved techniques. The findings indicate that the Karonese of Urung Julu dialect employs 23 references and terms of endearment : kam, engko, bapa, nandai, bulang, nini, mama, mami, bibi, bengkila, permain, kaila, beraiberai, impal, turang, turangku, turangnguda, agi, we, amai/huted, silih, kaka, aida, nak, dan senina. Their uses are contextually based which is specifically determined by parameters of age, status in ritual ceremony, social status, status in order of birth, familiar or unfamiliar, situations, sex, and familiarity. Misuse of references and terms of endearments in Karonese may lead to misunderstandings, which eventually may result in miscommunications.en_US
dc.description.abstractTesis ini membicarakan kata sapaan dalam bahasa Karo. Masalah penelitian mencakup dua hal, yakni apakah kata sapaan dalam bahasa Karo dan bagaimanakah kata sapaan itu digunakan. Tujuan penelitian adalah mendeskripsi kata sapaan bahasa Karo dan penggunaan kata sapaan. Kajian ini merupakan kajian sosiolinguistik yang secara spesifik merujuk teori Ervin Tripp (1976). Kajian dilakukan dengan metode deskriptif. Penelitian dilakukan di Kabanjahe, Ketaren dan Nangbelawan yang dikenal sebagai bahasa Karo dialek Urung Julu dalam ranah adat perkawinan, pesta adat memasuki rumah baru, dan acara kematian. Teknik pengumpulan data mencakup teknik bebas libat cakap dan libat cakap. Temuan penelitian adalah bahasa Karo dialek Urung Julu menggunakan 25 kata sapaan, diantaranya kam, engko, bapa, nandai, bulang, nini, mama, mami, bibi, bengkila, permain, kaila, berai-berai, impal, turang, turangku, turangnguda, agi, we, amai/buted, silih, kaka, aida, nak, dan senina. Pemakaian kata sapaan tersebut terikat kepada konteks sosial dan situasi yang mencakup berbagai unsur, seperti umur, status dalam adat, status sosial, status urutan kelahiran, dikenal atau t i d a k d i k e n a l , s i t u a s i , j e n i s k e l a m i n , d a n k e a k r a b a n . K e s a l a h a n pemakaian kata sapaan menyebabkan kesalahpahaman yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan komunikasi antara penyapa dan tersapa.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKata Sapaanen_US
dc.titleata Sapaan dalam Bahasa Karo : Analisis Sosiolinguistiken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM002109013
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record