Show simple item record

dc.contributor.authorGinting, Junita Setiana
dc.date.accessioned2021-08-12T07:27:03Z
dc.date.available2021-08-12T07:27:03Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40014
dc.description.abstractThis research is a study to one tradition, namely Merdang Merdem available in Karonese community in Tiga Binanga district. The tradition has been inheritated for some generations and routinely done. Merdang Merdem is permanently existed up to the present time, even though it passed long time. Merdang Merdem is one of the traditions in Karonese community in Tiga Binanga district. Initially, it is related to agriculture cycle of rice plants. In addition, it is as the support for kinship and entertainment. From the data obtained, it shows that there has been the change on the tradition. The change can be seen on the context, function and implementation. Context and function in the religion is almost not found anymore. The kinship pattern is not similar to the previous again. The relatives use the tradition in order to show up their existence. The changes are influenced either by internal and external factors. It can be said that Merdang Merdem may stand as the existence of adaptation process. The change may follow the development of situation and condition.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini merupakan suatu kajian tehadap tradisi yaitu merdang merdem yang terdapat pada masyarakat Karo di Kecamatan Tiga Binanga. Tradisi ini telah dilaksanakan secara turun temurun dan tetap eksis sampai sekarang meski telah melewati perjalanan waktu yang panjang. Merdang merdem merupakan salah satu tradisi pada masyarakat Karo di Tiga Binanga yang awalnya berkaitan dengan siklus pertanian tanaman padi. Selain itu terdapat hal lain sebagai konteks dan fungsi pendukung yaitu menjadi sarana kekerabatan dan hiburan. Dan data yang diperoleh menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan pada a c a r a i n i . P e r u b a h a n t e r s e b u t d a p a t d i a m a t i d a l a m k o n t e k s , f u n g s i s e r t a pelaksanaannya. Fungsi dasar yang berkaitan dengan pertanian hampir tidak ditemukan lagi. Suasana kekerabatan yang menjadi salah satu orientasi dilaksanakan acara ini juga tidak seketat dahulu. Fungsi hiburan dan prestise justru semakin kuat. Masyarakat yang diluar daerah (perantau) justru memanfaatkan acara ini untuk menunjukkan keberadaan dirinya. Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi beberapa faktor dari dalam dan luar masyarakat. Dapat dikatakan bahwa merdang merdem tetap bertahan karena adanya proses adaptasi. Perubahan yang dialami mengikuti perkembangan situasi dan kondisi zaman.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectMerdang Merdemen_US
dc.titleMerdang Merdem Sebagai Suatu Tradisi pada Masyarakat Karo di Kecamatan Tiga Binanga (Kajian Perubahan Sosial Budaya)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM015050038
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record