dc.description.abstract | melalui mulut dan bernafas normal atau melalui hidung maka penulis membandingkan panjang lengkung anterior maksila dan mandibula, tinggi palatum, lebar interkaninus, interpremolar dan intermolar pada maksila dan mandibula. Metode : Disain penelitian dengan perlakuan obsevasional dengan metode pengukuran cross sectional. Data diolah secara statistik dan dianalisa dengan uji t berpasangan. Hasil : Nilai rata-rata lebar interkaninus pada pasien yang bernafas normal 34,10 mm sedangkan pada pasien yang berrnafas melalui mulut 31,20mm. Nilai rata-rata lebar interpremolar pada pasien yang bernafas normal 41,45 mm dan yang bernafas melaui mulut 36,91mm. Nilai rata-rata lebar intermolar pada pasien yang bernafas melalui mulut 51,14 mm dan yang 46,32 mm nilai ini pada maksila. Pada mandibula nilai rata-rata lebar interkaninus pada pasien yang bernafas normal 29,26 mm sedangkan pada pasien yang bernafas melalui mulut 26,47 mm. Nilai rata-rata lebar interpremolar pada pasien yang bernafas normal 37,37 mm dan yang bernafas melalui mulut 35,12 mm. Kesimpulan : Lebar interkaninus pada pasien yang bernafas melalui hidung lebih besar 2,081 mm ( ρ<0,005) dari pasien yang bernafas melalui mulut. Lebar interpremolar maksila pada pasien yang bernafas melalui hidung lebih besar 4,541 mm (ρ<0,005) dari pasien yang berrnafas melalui mulut. Lebar intermolar maksila pada pasien yang bernafas normal lebih besar 4,819 mm (ρ<0,005) dari pasien yang bernafas melalui mulut. Lebar interkaninus mandibula pada pasien yang bernafas normal lebih besar 2,791 mm dari pasien yang bernafas melalui mulut. | en_US |