Show simple item record

dc.contributor.advisorPurba, Amir
dc.contributor.advisorHarahap, Hendra
dc.contributor.authorNovitayani
dc.date.accessioned2021-08-18T08:04:34Z
dc.date.available2021-08-18T08:04:34Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40445
dc.description.abstractThis study, entitled "Coffee Shop as Communication Media and as a Place for Source of Information for Journalists", a qualitative study with a constructivist approach regarding construction of reality a coffee shop for journalists at Corner Coffee Shop, Lhokseumawe, Aceh. The objectives of this study is to determine the meaning of a coffee shop for journalists, to get to know the factors behind journalists presence at the coffee shop, to get to know the functions and role of the coffee shop for journalists. The theories that are used as a guide in this study is Symbolic Interactionism, Phenomenology, Social Construction Theory, Interpersonal Communication, Facts, Mass Media, News, Journalists and Audiences seen from constructionist paradigm and Journalist Professionalism. Informants in this study were three people who worked as a journalist, one person is the additional informant and one person as key informant, which is an anthropologist. Data collection techiques in this study was in-depth interview, observation and documentation study, while data analysis techniques using an interactive model of Miles and Huberman through three concurrent activities: data reduction, data presentation and conclusion (verification). The results showed that the coffee shop as a social reality interpreted as a center of information and media of communication appropriate to the journalist. The presence of journalists at a coffee shop motivated by motives, experiences and social values. The presence of journalists in coffee shops can support the roles and duties as searcher, collector and transmitter of public information, as well as a media which connects the grassroots level with the government. Coffee shop is not just a place to drink some coffee, a cozy place to refreshing and entertaining. Coffee shop has become a public space that can open up opportunities for people to discuss about social issues freely and openly.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini berjudul “Warung Kopi Sebagai Sarana Komunikasi dan Sumber Informasi Bagi Profesi Wartawan”, studi kualitatif dengan pendekatan konstruktivis mengenai konstruksi realitas warung kopi bagi profesi wartawan di Warung Kopi Corner Coffee, Kota Lhokseumawe. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna warung kopi bagi wartawan, mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi keberadaan wartawan di warung kopi dan mengetahui fungsi dan peran warung kopi bagi profesi wartawan. Teori-teori yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini adalah Interaksionisme Simbolik, Fenomenologi, Teori Konstruksi Sosial, Komunikasi Antar Pribadi, Fakta, Media Massa, Berita, Wartawan dan Khalayak dilihat dari Paradigma Konstruksionis serta Profesionalisme Wartawan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebanyak tiga orang wartawan, satu orang informan tambahan perwakilan dari media dan satu orang informan kunci (key informant), yakni seorang Antropolog. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman melalui tiga kegiatan yang bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa warung kopi sebagai realitas sosial dengan berbagai fasilitas yang disediakannya dimaknai sebagai pusat informasi dan sarana komunikasi yang memadai bagi profesi wartawan. Keberadaan wartawan di warung kopi dilatarbelakangi oleh motif, pengalaman dan nilai sosial yang dimilikinya. Keberadaan para wartawan di warung-warung kopi dapat mendukung peran dan tugasnya sebagai pencari, pengumpul dan penyampai informasi publik, disamping sebagai perpanjangan tangan yang menghubungkan masyarakat akar rumput (grassroot) dengan pihak penguasa (pemerintah) sebagai bentuk demokratisasi publik. Warung kopi tidak hanya sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi kopi, bersantai, mencari hiburan dan melepas lelah, namun telah menjadi sejenis ruang publik yang dapat membuka peluang bagi masyarakat untuk mendiskusikan permasalahan sosial kemasyarakatan secara bebas dan terbuka.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectWartawanen_US
dc.subjectWarung Kopien_US
dc.subjectFree Wi-Fien_US
dc.subjectruang publiken_US
dc.titleWarung Kopi sebagai Sarana Komunikasi dan Sumber Informasi Bagi Profesi Wartawanen_US
dc.identifier.nimNIM127045005
dc.description.pages194 Halamanen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record