Show simple item record

dc.contributor.advisorChayanara, Paitoon M.
dc.contributor.advisorSyarfina, T.
dc.contributor.advisorGustianingsih
dc.contributor.authorErwina, Emmy
dc.date.accessioned2021-08-19T03:20:12Z
dc.date.available2021-08-19T03:20:12Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40524
dc.description.abstractThe study in this dissertation describes three emotional utterances, for instance, anger, sadness, and happiness in Indonesia‘s Langkat Malay, which are measured by using speech intonation patterns, frequency and duration, and intonation of the emotional utterances. As an experiment which is carried out by using acoustic phonetics and the Praat instrument this dissertation formally involve native speakers from two social stratas, such as, the nobles and the common people in Tanjung Pura District which is administratively under Langkat Regency.To measure the emotional utterances I invite six key informants for producing key utterances and 40 respondents for perception tests to the utterances concerned. For anger the targets of the emotional utterancesare [pdeh hati ambleh klakuana ta ora tua]; for sadness[preh kali ati ne ia gugor dalam lakukan tugasa], and for happiness [sna benaamba mndear kabara jo]. The study of the emotional utterances is conducted with several steps. The first step is the process of digitization, followed by measuring the acoustic characteristics of frequency and duration of speech, and by extracting the measurement results. The final step refers to the statistical tests to determine the acoustic characteristic significance of the measurement results. The findings are that intonation patterns, frequency and duration, and intonation of speech become the signified characteristics of utterances in Langkat Malay. The intonation pattern among the nobles‘ emotion of anger shows that there is a fluctuation (or a rise and fall) in frequency and duration; meanwhile, the pattern among the common people proves to be different with the nobles, that is, a fall and rise in fluctuation in which the tone contour is declining.In addition, the intonation pattern of sadness acquired by the nobles is a fall but a fall and rise among the common people although the tone contour declination is the same. Finally, the intonation pattern of happiness among the nobles is noted to be a fall while among the common people it is a continuous rise and fall at which the tone contour is also declining. Frequency and duration of utterances among the common people and thenoblesreally have significant differences, butthe intonation characteristics perceived by the respondents reveals the very insignificant differences.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini mendeskripsikan pola intonasi tuturan bahasa Melayu Langkat dalam tiga masalah tuturan emosi, yaitu emosi marah, emosi sedih, dan emosi senang. Permasalahan yang ditelitiadalah : polaintonasi tuturan, frekuensi dan durasi tuturan, danintonasi tuturan emosi marah, sedih dan senang menandakan ciri tuturan bahasa Melayu Langkat. Penelitian ini berdasarkan kajian fonetik eksperimental yaitu melakukan percobaan-percobaan tentang tuturan-tuturan emosi marah, sedih, dan senang pada kalangan orang kebanyakan dan kaum bangsawan yang berada di Tanjung Pura, KabupatenLangkat, Sumatera Utara yang dituturkan oleh enam informandan 40 responden yang diuji persepsikan. Penelitian ini menggunakan teori fonetikakustik dan program Praat.Tuturan target dalam penelitian untuk emosi marah adalah [pdeh hati amb leh klakuana taoratua], untuk emosi sedih [preh kali ati neiagugor dalam lakukan tugasa], dan untuk emosi senang adalah [snabena amba mndear kabara jo]. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap yang pertama adalah proses digitalisasi, tahap berikutnya adalah melakukan pengukuran ciri akustik dengan cara mengukur frekuensi dan durasi setiap tuturan dan mengekstrak hasil pengukuran itu, tahap selanjutnya adalah tahap uji statistik untuk mengetahui signifikan atau tidaknya ciri akustik hasil pengukuran.Temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah diketahui pola intonasi tuturan, frekuensi dan durasi tuturan, menandakan ciri tuturan bahasa Melayu Langkat. Pola intonasi untuk emosi marah, yaitu kalangan kaum bangsawan menunjukkan alir nada naik turun sedangkan pada kalangan orang kebanyakan menunjukkan alir nada turun naik turun tetapi sama-sama mempunyai kontur nada deklinasi. Pola intonasi emosi sedih, kalangan kaum bangsawan menunjukkan alir nada turun sedangkan pada kalangan orang kebanyakan menunjukkan alir nada turun naik turun tetapi sama-sama mempunyai kontur nada deklinasi. Pola intonasi emosi senang, kalangan kaum bangsawan menunjukkan alir nada turun sedangkan kalangan orang kebanyakan menunjukkan alir nada naik turun naik turun tetapi sama-sama pempunyai kontur nada deklinasi. Frekuensi dan durasi tuturan antara kaum bangsawan dan orang kebanyakan diperoleh perbedaan yang signifikan. Sementara untuk ciri-ciri intonasi tuturan yang dituturkan oleh kelompok sosial penutur kalangan kaum bangsawan dan kalangan orang kebanyakan yang dipersepsikan responden menunjukkan perbedaan yang tidak signifikanen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPola Intonasi Tuturanen_US
dc.subjectFrekuensien_US
dc.subjectDurasien_US
dc.subjectKaum Bangsawanen_US
dc.subjectOrang Kebanyakanen_US
dc.titleIntonasi Emosi dalam Tuturan Bahasa Melayu Langkaten_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM108107025
dc.description.pages395 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record