dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses morfologis yaitu proses afiksasi berdasarkan bentuk dasar adjektiva dan verba dalam bahasa Gayo, dan secara semantis untuk memperoleh makna gramatikal yang dihasilkan oleh proses afiksasi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini ialah metodologi kualitatif deskriptif, Metodologi kualitatif, dengan pendekatan naturalistik, peneliri mengamati langsung proses kejadian di lapangan. Metodologi deskriptif, peneliti mendeskripsikan satuan lingual nominalisasi bahasa Gayo, berdasarkan bentuk, fungsi, dan maknanya, Objek atau sumber data dari penelitian ini adalah buku-buku bahasa Gayo, dan beberapa informan penutur asli bahasa Gayo, Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Sistem Nominalisasi Bahasa Gayo diperoleh melalui proses afiksasi berdasarkan bentuk dasar adjektiva dan verba. Proses afiksasi meliputi, prejiksasi, infiksusi, sujiksasi, dan konjiksasi. Dari proses afiksasi tersebut terdapat jenis afiks yang paling tinggi frekuensinya yaitu : afiks ke-en (34,36%). Hal ini berarti afiks ke-en jauh lebih produktifkemunculannya dibandingkan dengan jenis afiks lainnya. Afiks yang paling rendah frekuensinya ialahjenis afiks (-ne, -nen, danpem-nen), yaitu (0,23 %). Makna gramatikal yang dihasilkan oleh proses afiksasi dalam bahasa Gayo cenderung bervariasi. Dari hasil temuan menunj ukkan terdapapat 8 jenis afiks dan 17 jenis makna gramatikal, berdasarkan bentuk dasar adjektiva, dan terdapat 7 jenis afiks dan 12 jenis makna gramatikal berdasarkan bentuk dasar verba. Jenis makna gramatikal antara lain ialah : sifat, alat, proses, perbuatan, kualitas, peristiwa, terlalu, kuantitas, kualitas, peristiwa, terlalu, hasil, tempat. | en_US |