Show simple item record

dc.contributor.advisorBashiruddin, Jenny
dc.contributor.advisorTann, Gino
dc.contributor.advisorMunir, Delfitri
dc.contributor.authorZahara, Devira
dc.date.accessioned2021-08-19T04:31:54Z
dc.date.available2021-08-19T04:31:54Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40583
dc.description.abstractPendengaran adalah suatu proses yang kompleks, sehingga bila terjadi gangguan pendengaran atau ketulian maka penyebabnya bisa bermacam-macam pula. Hilangnya pendengaran dapat diakibatkan oleh kerusakan organ telinga, baik itu telinga bagian dalam, telinga bagian tengah ataupun telinga bagian luar. Ketulian pada bayi sejak lahir biasanya disebabkan karena kerusakan telinga dalam. Seorang bayi dapat terinfeksi virus sejak dalam kandungan. Penyebab lain adalah genetik dimana perubahan genetik berperan dalam proses pembentukan struktur telinga yang menentukan kualitas pendengaran (Rehm et al. 2008). Pendengaran merupakan faktor penting dalam kemampuan berbicara dan berkomunikasi verbal. Proses belajar mendengar bagi bayi dan anak sangat kompleks dan bervariasi karena menyangkut aspek tumbuh kembang, perkembangan embriologi, anatomi, fisiologi, neurologi dan audiologi (Suwento, Zizlavsky & Hendarmin 2007; Nugroho, Zulfikar & Muyassaroh 2012).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectTuli Kongenitalen_US
dc.titleMutasi Gen Gap Junction Beta 2 dan Myosin 7A pada Tuli Kongenital Non Sindromik di Indonesiaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM098102005
dc.description.pages190 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record