dc.contributor.advisor | Wirjosentono, Basuki | |
dc.contributor.advisor | Thamrin | |
dc.contributor.author | Donda | |
dc.date.accessioned | 2021-08-19T13:47:42Z | |
dc.date.available | 2021-08-19T13:47:42Z | |
dc.date.issued | 2013 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40709 | |
dc.description.abstract | Has done research on the use of palm shells as filler material (filler) as a crosslinking polyurethane and synthetic rubber Ethylene Propylene Diena Monomer (EPDM). In the first step of the manufacture of polyurethanes, which then performed a mixture of polyurethane and EPDM with some comparisons. In this case the shell composition (filler) that is different is varied (5, 10, 15) while the number of grams of sulfur and sulfur-asphalt remains that as much as 1 gram and 5 grams of asphalt. From the research results for the sample with a ratio of polyurethane and EPDM (80: 20) with a weight of 10 grams of oil shell against water absorption of 7:47%, Voltage 071 kgf, Strain 10.86 mm / min and a sample size of 0232 Tensile Strength N/m2 and % elongation = 11.72%. While the results of the test DTA melting point at 150 OC temperature and decomposition point (burned) at temperatures of 530 OC is more exothermic nature of the material and the sample was biodegradable within 1 month. As for the samples with a ratio of polyurethane and EPDM (70: 30) shells weighing as much as 10 grams of oil to water absorption = 6.65%, Voltage = 0:53 kgf, 18:39% Strain, Tensile Strength = 0173 N/m2, and elongation = 15:54% , DTA test results showed melting point at a temperature of 310 OC, and 310 OC, whereas the point of decomposition at temperatures of 510 OC where the material is more endothermic (absorbs heat), and the biodegradable test for 1 month terbiodegradasidapat not seen in the FT-IR.Dari test tile sample results were good in comparison polymer polyurethane and EPDM (70:30) palm shells weighing 10 grams and 15 grams. | en_US |
dc.description.abstract | Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan cangkang sawit sebagai bahan pengisi (filler) sebagai bahan pengikat silang Poliuretan dan karet sintetis Ethylene Propylene Diena Monomer (EPDM). Pada tahap pertama dilakukan pembuatan poliuretan, yang kemudian dilakukan percampuran antara poliuretan dan EPDM dengan beberapa perbandingan. Dalam hal ini komposisi cangkang (filler) yang divariasikan berbeda yaitu (5, 10, 15) gram sedangkan jumlah sulfur dan aspal tetap yaitu sulfur sebanyak 1 gram dan aspal sebanyak 5 gram. Dari hasil penelitian untuk sampel dengan perbandingan poliuretan dan EPDM (80: 20) dengan berat cangkang sawit 10 gram terhadap daya serap air sebesar 7.47 %, Tegangan 071 kgf, Regangan 10,86 mm/menit dan Kekuatan Tarik sampel sebesar 0.232 N/m2 serta % Kemuluran = 11.72 %. Sedangkan dari hasil uji DTA Titik Leleh pada temperature 150 OC dan titik dekomposisi (terbakar) pada temperature 530 OC sifat bahan lebih bersifat eksoterm dan sampel telah terbiodegradasi dalam waktu 1 bulan. Sedangkan untuk sampel dengan perbandingan poliuretan dan EPDM (70 :30) dengan berat cangkang sawit sebanyak 10 gr terhadap daya serap air = 6.65 %, Tegangan = 0.53 kgf, Regangan 18.39 %, Kekuatan Tarik = 0.173 N/m2, dan Kemuluran = 15.54 %, hasil pengujian DTA menunjukkan Titik leleh pada temperature 310 OC,dan 310 OC, sedangkan titik dekomposisi pada temperature 510 OC dimana bahan lebih bersifat endoterm (menyerap panas), dan pada uji terbiodegradasi selama 1 bulan tidak terbiodegradasidapat dilihat pada uji FT-IR.Dari hasil penelitian sampel genteng polimer yang baik pada perbandingan poliuretan dan EPDM (70:30) dengan berat cangkang sawit 10 gram dan 15 gram. | en_US |
dc.description.abstract | Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan cangkang sawit sebagai bahan pengisi (filler) sebagai bahan pengikat silang Poliuretan dan karet sintetis Ethylene Propylene Diena Monomer (EPDM). Pada tahap pertama dilakukan pembuatan poliuretan, yang kemudian dilakukan percampuran antara poliuretan dan EPDM dengan beberapa perbandingan. Dalam hal ini komposisi cangkang (filler) yang divariasikan berbeda yaitu (5, 10, 15) gram sedangkan jumlah sulfur dan aspal tetap yaitu sulfur sebanyak 1 gram dan aspal sebanyak 5 gram. Dari hasil penelitian untuk sampel dengan perbandingan poliuretan dan EPDM (80: 20) dengan berat cangkang sawit 10 gram terhadap daya serap air sebesar 7.47 %, Tegangan 071 kgf, Regangan 10,86 mm/menit dan Kekuatan Tarik sampel sebesar 0.232 N/m2 serta % Kemuluran = 11.72 %. Sedangkan dari hasil uji DTA Titik Leleh pada temperature 150 OC dan titik dekomposisi (terbakar) pada temperature 530 OC sifat bahan lebih bersifat eksoterm dan sampel telah terbiodegradasi dalam waktu 1 bulan. Sedangkan untuk sampel dengan perbandingan poliuretan dan EPDM (70 :30) dengan berat cangkang sawit sebanyak 10 gr terhadap daya serap air = 6.65 %, Tegangan = 0.53 kgf, Regangan 18.39 %, Kekuatan Tarik = 0.173 N/m2, dan Kemuluran = 15.54 %, hasil pengujian DTA menunjukkan Titik leleh pada temperature 310 OC,dan 310 OC, sedangkan titik dekomposisi pada temperature 510 OC dimana bahan lebih bersifat endoterm (menyerap panas), dan pada uji terbiodegradasi selama 1 bulan tidak terbiodegradasidapat dilihat pada uji FT-IR.Dari hasil penelitian sampel genteng polimer yang baik pada perbandingan poliuretan dan EPDM (70:30) dengan berat cangkang sawit 10 gram dan 15 gram. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Diphenilmetilen4 | en_US |
dc.subject | 4 diisosianat | en_US |
dc.subject | PEG | en_US |
dc.subject | Poliuretan | en_US |
dc.subject | EPDM | en_US |
dc.subject | Cangkang Sawit | en_US |
dc.subject | Genteng Polimer | en_US |
dc.title | Pemanfaatan Cangkang Sawit Sebagai Agregat Dengan Campuran Poliuretan dan Karet Sintetis Ethylene Propylene Diena Monomer (EPDM) pada Aspal Dalam Pembuatan Genteng Polimer | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM107006013 | |
dc.description.pages | 100 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |