Perbandingan Efek Analgesia dan Kejadian Hipotensi Akibat Anestesi Spinal pada Operasi Bedah Sesar dengan Bupivakain 0.5% Hiperbarik 10 Mg Dan 15 Mg
View/ Open
Date
2013Author
Lubis, Bastian
Advisor(s)
Mursin, Chairul M.
Solihat, Yutu
Metadata
Show full item recordAbstract
Background : Hypotension can be a serious threat to mother and baby in spinal anaesthesia during caesarean section. In order to decrease the incidence of hypotension, we can lower the dose of local anaesthesia. This study tried to compare the used of 10 mg hyperbaric bupivacaine 0,5% with 15 mg hyperbaric bupivacaine 0,5%, in order to decrease the incidence of hypotension and got the adequat analgetic effects.
Method : Fourty eigtht patients, who meet the inclusion criteria, divided into 2 groups, 24 patients in group I received 10 mg hyperbaric bupivacaine 0,5%, 24 patients in group II received 15 mg hyperbaric bupivacaine 0,5%. Vital sign, hypotension, and VAS score during operation.
Result : Hypotension was found in 10 patients (41,7%) in group A and 23 patients (95,8%) in group B. Difference between groups was statistically significant. The VAS score during operation was not found pain in all patients in group A, and was found in 1 patient (4,2%) with pain in group B. Difference between groups was not statistically significant.
Conclusion : Spinal anaesthesia using combination of 10 mg hyperbaric bupivacaine 0,5% is more effective compared with 15 mg hyperbaric bupivacaine 0,5% alone for caesarean section. It has an effective intraoperative analgesia and more stabile hemodynamic effect. Latar Belakang : Hipotensi merupakan suatu komplikasi anestesia spinal yang dapat mengancam pada bedah sesar. Salah satu cara untuk mengurangi risiko hipotensi, yaitu dengan menurunkan dosis analgesik lokal. Pada penelitian ini mencoba membandingkan penggunaan 10 mg bupivakain 0.5% hiperbarik dengan 15 mg bupivakain 0.5% hiperbarik dengan harapan dapat menurunkan efek hipotensi dan mendapat efek analgesia yang adekuat.
Metode : Sebanyak 48 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dibagi secara acak menjadi 2 kelompok, yaitu 24 pasien pada kelompok A mendapat 10 mg bupivakain 0.5% hiperbarik, sedangkan 24 lainnya pada kelompok B mendapat 15 mg bupivakain 0.5% hiperbarik. Dilakukan pencatatan berkala mulai dari sebelum hingga 90 menit pasca tindakan spinal terhadap beberapa variabel antara lain: tanda vital, kejadian hipotensi, dan karakteristik nilai VAS durante operasi.
Hasil : Sebanyak 41,7 % (10 pasien) dari kelompok A dan 95,8 % (23 pasien) dari kelompok B mengalami hipotensi, dan perbedaannya bermakna secara statistik. Nilai VAS durante operasi pada kelompok A seluruh subjek tidak mengalami nyeri, sedangkan pada kelompok B dijumpai nyeri 1 orang (4,2 %), dan perbedaannya tidak bermakna secara statistik
Kesimpulan : Anestesia spinal menggunakan 10 mg bupivakain hiperbarik 0.5% lebih efektif dibandingkan 15 mg bupivakain hiperbarik 0.5% pada bedah sesar karena menghasilkan analgesia intraoperatif yang adekuat dan hemodinamik yang lebih stabil.
Collections
- Master Theses [163]