• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Medicine
    • Department of Ophthalmology
    • Master Theses
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Medicine
    • Department of Ophthalmology
    • Master Theses
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Perbandingan Kejadian Astigmatisma Pasca Operasi Katarak dengan Menggunakan Tehnik Fakoemulsifikasi dan Small Incision Cataract Surgery

    View/Open
    Fulltext (2.706Mb)
    Date
    2012
    Author
    Marlinda, Sri
    Advisor(s)
    Siregar, Nurchaliza H
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pendahuluan : Astigmatisma pasca bedah katarak biasa terjadi, tetapi astigmatisma yang tinggi dapat mengganggu tajam penglihatan. Besarnya astigmat tergantung pada metode insisi yang dipakai, rigiditas sklera, dan umur. Tujuan : Membandingkan perubahan astigmatisma pasca bedah katarak dengan metode insisi skleral pada SICS dan insisi clearcorneal pada fakoemulsifikasi dengan pemasangan lensa intraokuler Metode : Enam puluh pasien pasca bedah katarak dengan pemasangan lensa intraokuler sejak bulan April sampai Juni 2012, dievaluasi dalam penelitian ini, pemeriksaan keratometri dilakukan sebelum bedah katarak, 2 minggu pasca bedah, 4 minggu pasca bedah, 6 minggu pasca bedah dan 8 minggu pasca bedah. 30 pasien menjalani bedah katarak dengan cara insisi clearcorneal pada fakoemulsifikasi, sedang 30 pasien menjalani bedah katarak dengan irisan skleral dengan metode SICS. Pada keduanya tidak dilakukan penjahitan. Hasil Penelitian : Pada metode irisan clearcornea, astigmat yang terjadi antara 0.5-1.22 D, sedangkan irisan skleral antara 0.6 – 1.10 D. Rerata astigmatisme pada kelompok fakoemulsifikasi 2 minggu pasca operasi adalah 2,403±1,258 D, 4 minggu adalah 2,056±0,658 D, 6 minggu adalah 1,513±0,477 D, dan 8 minggu adalah 1,101±0,425 D. Rerata astigmatisme kelompok SICS 2 minggu pasca operasi adalah 2,020±1,203 D, 4 minggu adalah 2,072±0,698 D, 6 minggu adalah 1,687±0,623 D , dan 8 minggu pasca bedah adalah 1,354±0,827 D. Berdasarkan analisa statistic, tidak ada perbedaan bermakna antara rerata astigmatisma kelompok irisan clearcorneal dan skleral. Kesimpulan : Terdapat penurunan rerata keratometri 2 minggu pasca operasi, 4 minggu pasca operasi, 6 minggu pasca operasi dan 8 minggu pasca operasi baik pada metode irisan clearcorneal pada fakoemulsifikasi maupun irisan skleral pada SICS. Walaupun secara statistik tidak berbeda bermakna, namun rerata astigmatisme lebih rendah pada metode irisan clearcorneal Kata kunci : Perubahan astigmatisma, keratometri, bedah katarak, irisan clearcorneal, irisan sklera, fakoemulsifikasi, SICS.
    URI
    http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40907
    Collections
    • Master Theses [145]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV