Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Nurchaliza H
dc.contributor.authorMarlinda, Sri
dc.date.accessioned2021-08-23T02:58:53Z
dc.date.available2021-08-23T02:58:53Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40907
dc.description.abstractPendahuluan : Astigmatisma pasca bedah katarak biasa terjadi, tetapi astigmatisma yang tinggi dapat mengganggu tajam penglihatan. Besarnya astigmat tergantung pada metode insisi yang dipakai, rigiditas sklera, dan umur. Tujuan : Membandingkan perubahan astigmatisma pasca bedah katarak dengan metode insisi skleral pada SICS dan insisi clearcorneal pada fakoemulsifikasi dengan pemasangan lensa intraokuler Metode : Enam puluh pasien pasca bedah katarak dengan pemasangan lensa intraokuler sejak bulan April sampai Juni 2012, dievaluasi dalam penelitian ini, pemeriksaan keratometri dilakukan sebelum bedah katarak, 2 minggu pasca bedah, 4 minggu pasca bedah, 6 minggu pasca bedah dan 8 minggu pasca bedah. 30 pasien menjalani bedah katarak dengan cara insisi clearcorneal pada fakoemulsifikasi, sedang 30 pasien menjalani bedah katarak dengan irisan skleral dengan metode SICS. Pada keduanya tidak dilakukan penjahitan. Hasil Penelitian : Pada metode irisan clearcornea, astigmat yang terjadi antara 0.5-1.22 D, sedangkan irisan skleral antara 0.6 – 1.10 D. Rerata astigmatisme pada kelompok fakoemulsifikasi 2 minggu pasca operasi adalah 2,403±1,258 D, 4 minggu adalah 2,056±0,658 D, 6 minggu adalah 1,513±0,477 D, dan 8 minggu adalah 1,101±0,425 D. Rerata astigmatisme kelompok SICS 2 minggu pasca operasi adalah 2,020±1,203 D, 4 minggu adalah 2,072±0,698 D, 6 minggu adalah 1,687±0,623 D , dan 8 minggu pasca bedah adalah 1,354±0,827 D. Berdasarkan analisa statistic, tidak ada perbedaan bermakna antara rerata astigmatisma kelompok irisan clearcorneal dan skleral. Kesimpulan : Terdapat penurunan rerata keratometri 2 minggu pasca operasi, 4 minggu pasca operasi, 6 minggu pasca operasi dan 8 minggu pasca operasi baik pada metode irisan clearcorneal pada fakoemulsifikasi maupun irisan skleral pada SICS. Walaupun secara statistik tidak berbeda bermakna, namun rerata astigmatisme lebih rendah pada metode irisan clearcorneal Kata kunci : Perubahan astigmatisma, keratometri, bedah katarak, irisan clearcorneal, irisan sklera, fakoemulsifikasi, SICS.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPerubahan Astigmatismaen_US
dc.subjectKeratometrien_US
dc.subjectBedah Kataraken_US
dc.titlePerbandingan Kejadian Astigmatisma Pasca Operasi Katarak dengan Menggunakan Tehnik Fakoemulsifikasi dan Small Incision Cataract Surgeryen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM087110006
dc.description.pages79 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record