Show simple item record

dc.contributor.advisorRusdidjas
dc.contributor.advisorSupriatmo
dc.contributor.authorDaulay, Meirina
dc.date.accessioned2021-08-23T05:43:44Z
dc.date.available2021-08-23T05:43:44Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40979
dc.description.abstractBackground Urinary tract infection (UTI) is the most common fever cause in children. Less frequent disposable diaper changing is one of the causes of UTI in children. It happens because perineal’s area is damp so bacteria migrate from anus to orificium urethra externa. Objective To define the association between the frequency of disposable diaper changing and urinary tract infection in children. Methods Urine culture was performed in 2 months until 2 years 6 months old children with suspect of UTI, who came to Haji Adam Malik Hospital in April to June 2010 as outpatient. Sample matched for inclusion and exclusion criteria was chosen by consecutive sampling. Diagnosis of UTI was based on urine culture with bacterial count ≥105 /mL Eighty children were followed in this study, divided into two groups: positive (n=40) and negative (n=40) urine culture. Defining the association between the frequency of daily disposable diapers changing in one week with the result of urine culture. Chi square was used for analysis. Results Frequency of daily disposable diapers changing in children: <3 times (18), 3–5 times (32), ≥6 times (30). Frequency of daily disposable diaper changing in children with positive urine culture: <4 times, 4–5 times, and ≥6 times were 18 (100%), 22 (68,8%), and 0 (0%) (p< .0001). The most frequent bacteria finding in urine culture on this study was Escherichia coli. Conclusion The frequency of daily disposable diaper changing is associated with UTI incidence in children.en_US
dc.description.abstractLatar belakang : Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu penyebab demam tersering pada anak. Salah satu penyebab terjadi ISK pada anak adalah akibat pemakaian popok sekali pakai yang tidak sering diganti. Hal ini terjadi karena daerah perineal yang lembab menyebabkan bakteri dapat berpindah dari anus ke orifisium uretra eksterna. Tujuan : Untuk menilai hubungan frekuensi pergantian popok sekali pakai dengan kejadian infeksi saluran kemih pada anak Metode : Kultur urin dilakukan pada anak usia 2 bulan sampai 2,5 tahun dengan sangkaan ISK yang datang ke poliklinik anak RS Haji Adam Malik, Medan pada bulan April sampai Juli 2010. Pemilihan sampel secara consecutive sampling serta memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Diagnosa ISK ditegakkan berdasarkan kultur urin yaitu bila ditemukan ≥105 koloni/mL bakteri dalam urin. Sebanyak 80 anak mengikuti studi ini, terbagi menjadi 2 kelompok yaitu 40 anak dengan hasil kultur urin positif dan 40 anak dengan hasil kultur urin negatif. Lalu dinilai hubungan jumlah frekuensi pemakaian popok sekali pakai setiap harinya selama 1 minggu sebelumnya dengan hasil kutur urin. Analisa yang digunakan chi square Hasil : Frekuensi pergantian popok sekali pakai per hari pada anak: <4x (18 anak) , 4-5 x (32 anak), ≥ 6 x (30 anak). Hasil kultur urin positif pada anak dengan pergantian popok sekali pakai per hari: <4 x, 4-5 x, dan ≥6 x masing-masing, 18 (100%), 22 (68,8%), dan 0 (0%) (p<.0001). Kuman yang paling banyak dijumpai pada kultur urin adalah Escherichia coli Kesimpulan : Frekuensi pergantian popok sekali pakai yang digunakan anak setiap harinya berhubungan dengan kejadian infeksi saluran kemih pada anaken_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectInfeksi Saluran Kemihen_US
dc.subjectFrekuensi Pergantian Popok Sekali Pakaien_US
dc.subjectKultur Urinen_US
dc.subjectEscherichia colien_US
dc.titleHubungan Frekuensi Pergantian Popok Sekali Pakai dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada Anaken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM087103010
dc.description.pages56 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record