Implementasi Asuhan Kefarmasian di Apotek dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pasien Hipertensi

Abstract

Hypertension is a risk factor for cardiovascular disease which causes 31% of deaths worldwide in 2017. Riskesdas reported the number of hypertensive patients increased from 25.8% in 2013 to 34.1% in 2018. Pharmaceutical Care for Hypertension Guidelines recommend a comprehensive and intensive of Pharmacists to achieve hypertensive patients therapy. The study aimed to know effect of pharmaceutical care for hypertensive patients in pharmacy and assessed the effect on adherence, DRPs, clinical outcomes and quality of life of hypertensive patients. The study was a comparative study with a prospective cohort study design involved 49 primary hypertension patients from July to October 2020 at one of Pharmacy in Medan. Adherence was assessed using MMAS-8 questionnaire, the number of DRPs identified according to PCNE V9.0 module, clinical outcomes by measuring blood pressure, and quality of life was assessed using EQ-5D-3L questionnaire. Then, data were analyzed using Wilcoxon test. The result shows that pharmaceutical care had a significant on increasing adherence, decreased the number of DRPs, clinical outcomes, and quality of life (α <0.05). The level of adherence increased with the average value for adherence score 6.02 to 7.96 after the intervention. The number of DRPs in non-optimal drug therapy effect category decreased by 83.33% and the causal category related to drug selection by 87.5%, while unhealthy lifestyle category by 76.9%. The patient's therapeutic outcome increased with a decrease in blood pressure from 157/92mmHg to 133/82 mmHg. The level of quality of life increased from 16.3% before intervention to 96% after intervention. Based on the description above, it can be concluded that pharmaceutical care improved adherence, reduced the number of DRPs, clinical outcomes, and quality of life in hypertensive patients at the pharmacy.

Hipertensi merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular yang menyebabkan 31% kematian di seluruh dunia pada tahun 2017. Riskesdas melaporkan jumlah penderita hipertensi meningkat dari 25,8% tahun 2013 menjadi 34,1% pada tahun 2018. Pedoman Pharmaceutical Care untuk Hipertensi menganjurkan perlunya partisipasi aktif Apoteker yang komprehensif dan intensif guna mencapai keberhasilan terapi pasien hipertensi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh asuhan kefarmasian pada pasien hipertensi di apotek dan menilai pengaruhnya terhadap kepatuhan, DRPs, outcome klinis dan kualitas hidup. Penelitian ini merupakan studi komparatif dengan desain prospective cohort study yang melibatkan 49 pasien hipertensi primer pada bulan Juli-Oktober 2020 pada salah satu Apotek di Medan. Kepatuhan dinilai menggunakan kuesioner MMAS-8, jumlah kejadian DRPs diidentifikasi sesuai modul PCNE V9.0, outcome klinis dengan mengukur tekanan darah, dan kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner EQ-5D-3L. Data kemudian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asuhan kefarmasian berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kepatuhan, penurunan jumlah DRPs, peningkatan outcome klinis, dan kualitas hidup pasien (α<0,05). Tingkat kepatuhan pasien meningkat dengan skor rata-rata kepatuhan pasien 6,02 menjadi 7,96 setelah intervensi. Jumlah kejadian DRPs kategori masalah efek terapi obat tidak optimal menurun sebesar 83,33% dan kategori penyebab terkait pemilihan obat sebesar 87,5%, sedangkan kategori gaya hidup yang tidak sehat sebesar 76,9%. Outcome klinis pasien meningkat dengan penurunan tekanan darah dari 157/92 mmHg menjadi 133/82 mmHg. Tingkat kualitas hidup yang baik meningkat dari 16,3% menjadi 96% setelah intervensi. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa asuhan kefarmasian dapat meningkatkan kepatuhan, menurunkan jumlah kejadian DRPs, outcome klinis, dan kualitas hidup pasien hipertensi di Apotek.