Keterpaparan Pemulung Sampah dapat Menimbulkan Penyakit Kulit Akibat Kerja di TPA Terjun Kota Medan
View/ Open
Date
2011Author
Lubis, Aswin Soefi
Advisor(s)
Anwar, Jazanul
Suryanto, Dwi
Santoso, Heru
Metadata
Show full item recordAbstract
Urbanization is unavoidable phenomenon that increased every year. This
phenomenon supports the diversity of Medan and creates a new problem especially
related to waste production. In the end site of waste disposal Terjun is one of the
places for some people who work as waste collector. The waste collector contacted
with the waste everyday which contains contaminated goods that could give those
chances for occupational dermatose. This is a quantitative case study, aims to
explore the exposure of waste collector to the waste that could possibly give those
chances for occupational dermatose. Sixty one samples obtained with purposive
sampling of which 10 of them having contact dermatitis and given skin test. Data`s
was collected using questioner and skin test for skin disease. The result of analysis
shows that factors significantly associated with occupational dermatose are washing
hands after work (p= 0.000), wearing gloves (hands cover) while working (p=
0.003), wearing shoes (p= 0.002), and using face cream (sun block) while working
(p= 0.001). But age, sex, duration of work, having shower after work, wearing
specific clothing while working did not show a significant association with
occupational dermatose. Skin test showed that 7 of 10 tested were positive having
cobalt chloride and 4 of those positive having nickel sulphate. Both materials are
dangerous things that commonly produced in industry. The study recommended the
waste collector to wear personal protection devices while working and taking a good
care of personal hygiene. District Health Office and District Cleanses are proposed
to discuss and providing solution to the variety of waste dumped in TPA Terjun as
there are found dangerous material from industry waste. Peningkatan arus urbanisasi merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari,
bahkan setiap tahun terus mengalami peningkatan. Fenomena ini semakin menambah
keragaman kota Medan dan mendatangkan masalah baru khususnya dalam hal
persampahan. TPA Terjun merupakan salah satu tempat pembuangan akhir sampah
di Kota Medan yang menjadi tempat bekerja para pemulung. Pemulung setiap harinya
berkontak langsung dengan sampah yang mengandung bahan-bahan yang berisiko
terhadap terjadinya penyakit kulit akibat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keterpaparan pemulung sampah sehingga menimbulkan penyakit kulit
akibat kerja. Desain studi yang digunakan case study dengan pendekatan kuantitatif.
Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yang berjumlah 61 orang dan
yang mengikuti tes tempel 10 orang yang mengalami penyakit dermatitis kontak.
Metode pengumpulan data adalah kuisioner dan tes tempel untuk penyakit kulit. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memiliki hubungan yang
bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja adalah mencuci tangan setelah bekerja
(p=0.000), memakai pelindung tangan saat bekerja (p=0.003), memakai sepatu
pelindung (p=0.002), dan memakai krim pelindung wajah saat bekerja (p=0.001).
Sedangkan faktor usia, jenis kelamin, lama bekerja, membersihkan diri setelah
bekerja, memakai pelindung pakaian tidak memiliki hubungan yang bermakna
dengan penyakit kulit akibat kerja. Hasil dari tes tempel menunjukkan bahwa dari 10
sampel yang diuji coba, 7 orang positif mengandung zat cobalt chloride dan 4 orang
positif mengandung zat nickel sulphate. Kedua logam tersebut merupakan zat
berbahaya yang biasanya berasal dari limbah industri. Oleh karena itu untuk
pemulung dianjurkan untuk selalu menggunakan Alat Pelindung Diri saat bekerja dan
memperhatikan personal hygiene. Kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Kebersihan
bersamañsama meninjau kembali jenis-jenis sampah yang dibuang di TPA Terjun,
karena ditemukannya zatñzat berbahaya yang berasal dari limbah industri.