Aspek Bioekologi Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker.) di Perairan Danau Toba, Sumatera Utara
View/ Open
Date
2011Author
Barus, Sri Ruth Deliana
Advisor(s)
Barus, Ternala A.
Damanik, Sengli J.
Metadata
Show full item recordAbstract
A study was made on Bioecological Aspects of Ikan Bilih (Mystacoleucus
padangeensis Bleeker.) of Lake Toba, North Sumatra. Facilities in this research such
as some aspects of ikan bilih’s growth, biological aspect, Echo Sounder and
Physical and Chemical factors studied were have been developed. The results showed
the highest frequency distribution of ikan bilih length and weight in near cages are 9
cm (18,38%) and 7 g (7,86%). The highest frequency distribution of ikan bilih length
and weight in the estuary are 9 cm (25,90%) and 7 g (13,10%). Value of ikan bilih
length and weight relationships is 2,92 so the pattern of ikan bilih is negative
allometrik where the growth of length is faster than weight. Bilih fish around cages
found in higher number of male (78,74%) and females (21,26%), while in the estuary,
most of ikan bilih are female (67,66%) and male (32,34%). TKG female in tilapia
cages dominated by TKG V (34,00%) and estuary by TKG V (41,84%). Combined
Factors Condition amounted to 1,137 which means the body of ikan bilih is flat.
Stomach contents of ikan bilih in tilapia cages 70% in brownish substance similar
with tilapia fish and stomach contents of ikan bilih in river estuaries 70% of light
yellowish substance in the form of phytoplankton. With Echo Sounder instrument is
known that ikan bilih still found below the cage until 30 meter. Based on statistical
regression analysis found that water physical and chemical factors of Lake Toba
(Temperature, Light Penetration, DO, BOD, COD, pH) did not significantly influence
the growth of Ikan Bilih. Suatu kajian telah dibuat tentang Aspek Bioekologi Ikan Bilih (Mystacoleucus
padangeensis Bleeker.) di Perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Beberapa aspek
pertumbuhan ikan bilih, aspek biologi, faktor fisika kimia dan Echo Sounder telah
dibina. Distribusi frekuensi panjang dan berat ikan bilih tertinggi pada keramba jaring
apung adalah 9 cm (18,38%) dan 7 g (7,86%). Distribusi frekuensi panjang dan berat
ikan bilih tertinggi pada muara sungai adalah 9 cm (25,90%) dan 7 g (13,10%). Nilai
hubungan panjang dan berat ikan bilih adalah 2.92 sehingga pola pertumbuhan ikan
bilih bersifat allometrik negatif dimana pertambahan panjang lebih cepat daripada
pertambahan berat. Ikan bilih yang berada di sekitar keramba jaring apung
didominasi jantan (78,74 %) dan betina (21,26 %), sedangkan di Muara Sungai
sebagian besar ikan bilih adalah betina (67,66 %) dan jantan (32,34 %). TKG betina
di keramba jaring apung didominasi TKG V (34,00%) dan di muara sungai TKG V
(41,84%). Faktor Kondisi gabungan sebesar 1,137 berarti badan ikan bilih agak pipih.
Isi perut ikan bilih di keramba jaring apung 70% berupa substansi kecoklatan seperti
isi perut ikan nila dan isi perut ikan bilih di muara sungai 70% berupa substansi halus
kekuningan berupa fitoplankton. Dengan alat Echo Sounder diketahui bahwa ikan
bilih terdapat di dekat keramba jaring apung sampai kedalaman 30 meter.
Berdasarkan analisa statistik regresi diketahui bahwa faktor fisika kimia perairan
Danau Toba (Temperatur, Penetrasi Cahaya, DO, BOD, COD, pH) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pertumbuhan ikan bilih.
Collections
- Master Theses [249]