dc.description.abstract | Latar Belakang : Agitasi merupakan gejala perilaku yang sering dijumpai didalam pelayanan gawat darurat psikiatri sebagai keluhan pasien-pasien dengan gangguan psikotik. Pada pasien skizofrenik dengan agitasi perlu ditangani dengan cepat dan aman sehingga kejadian-kejadian yang tidak diinginkan sehubungan dengan perilaku agitasinya dapat dihindari seperti mencelakai keluarga, orang lain, petugas kesehatan, lingkungan dan diri pasien sendiri. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan efektifitas dan waktu yang dibutuhkan olanzapin intramuskular dan haloperidol intramuskular dalam meredakan agitasi pada pasien skizofrenik.
Metode : Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental two group pretest-posttest design berupa uji klinis terbuka secara paralel dengan 2 kelompok. Penelitian dilakukan di BLUD Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara periode 1 April 2010-30 Juni 2010. Sampel penelitian adalah pasien skizofrenik akut dengan agitasi dan pemilihan sampel dengan cara non probability sampling jenis consecutive sampling. Keparahan agitasi diukur dengan PANSS-EC.
Hasil : Dari uji statistik dengan Independent Sample Test setelah 2 jam pemberian injeksi olanzapin dan haloperidol intramuskular didapati nilai rata-rata akhir skor PANSS-EC masing-masing 12,5 (SD 2,1) dan 14,7 (SD 2,7) dengan nilai p = 0,01. Setelah 4 jam pemberian injeksi olanzapin dan haloperidol intramuskular didapati nilai rata-rata akhir skor PANSS-EC masing-masing 8,2 (SD 1,3) dan 9,8 (SD 1,7) dengan nilai p = 0,0001. Selanjutnya, setelah 24 jam pemberian injeksi olanzapin dan haloperidol intramuskular didapati nilai rata-rata akhir skor PANSS-EC masing-masing 6,7 (SD 0,7) dan 8,2 (SD 0,9) dengan nilai p = 0,0001. Nilai p < 0,05 tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan skor PANSS-EC yang bermakna dalam 2 jam, 4 jam dan 24 jam setelah pemberian injeksi olanzapin dibandingkan haloperidol. Dari uji statistik dengan Chi-square terhadap perubahan tingkat keparahan agitasi pada pasien skizofrenik, diperoleh nilai p = 0,355 pada jam ke-2, p = 0,015 pada jam ke-4 dan p = 0,313 pada jam ke-24 setelah pemberian injeksi olanzapin dan haloperidol. Olanzapin intramuskular memberikan hasil yang berbeda secara bermakna dalam menurunkan tingkat keparahan agitasi setelah 4 jam dibandingkan haloperidol intramuskular.
Kesimpulan : Olanzapin intramuskular lebih bermakna dalam menurunkan skor PANSS-EC pada pasien skizofrenik dengan agitasi dan lebih cepat menurunkan tingkat keparahan agitasi dibandingkan dengan haloperidol intramuskular. | en_US |