Analisis Kesalahan Sintaksis Karangan Bahasa Inggris Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris FKIP Uniiversitas HKBP Nommensen Pematang Siantar
View/ Open
Date
2002Author
Napitupulu, Selviana
Advisor(s)
Naibaho, Jawasi
Metadata
Show full item recordAbstract
The objectives of this study are to describe the kinds of syntax errors found in the composition of university students, to find out the most dominant errors, the causes of the errors and the implication of composing errors in language acquisition. The data are gathered by means of two instruments, i.e. free and controlled compositions. The method of analyzing data is descriptive analysis. The data are analyzed by using the linguistic category, the surface structure and communicative effect taxonomies. From the data analysis, it is obtained the following conclusions: Based on tile linguistic category taxonomy, the syntax errors found are n concord errors (concord of number, i.e. 72,03 I% and concord of person, i.e.27,97%), 2) sentence fragments ( predicate omission, i.e. 63,73% and subject omission, i.e. 36,21), 3) verbal errors (infinitive, i.e., 57,14%, gerund, i.e. 25%, and participle, i.e. 17,86%), 4) tense errors (past, i.e. 69,64%, present, i.e. 16,07% and future, i.e. 14,29 %). The most dominant error is concord error, i.e. 32, 78% and this is caused by the interference of the first language and second language (Interlingua factor). Based on the surface structure taxonomy, the syntax errors found are malformation, omission, addition and disordering errors. The most dominant error is malformation, i.e. 52, 22 %. It is the result of the intralingua factor, i.e. incomplete application of rules. Based on the communicative effect taxonomy, the syntax errors found are global and local errors. The more dominant error is local errors, i.e. 90%. It results from intralingua factor, i.e. false concept hypothesized and incomplete application of rules. By means of composition, it is found the language competence of the learners and the level of their second language acquisition. The more dominant cause of the language errors is intralingua and this is produced by language learner on the intermediate or advanced level. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan sintaksis yang terdapat da1am karangan mahasiswa, menemukan jenis kesalahan yang paling dominan, menemukan penyebab kesalahan-kesalahan tersebut dan menemukan implikasi kesa1ahan mengarang dalam pemerolehan bahasa. Data dikumpuikan melalui dua buah instrument yaitu karangan bebas dan karangan terikat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Data dianalisis dengan menggunakan taksonomi kategori linguistik, taksonomi siasat permukaan dan taksonomi efek komunikatif. Dati hasil anilisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan taksonomi kategori linguistik, kesalahan sintaksis yang ditemukan adalah kesalahan 1) kesesuaian (kesesuaian dalam jumlah sebanyak 72,03 % dan kesesuaian dalam persona sebanyak 27,97%), 2) meninggalkan fungsi kalimat (penghilangan predikat sebanyak 63,73% dan penghi1angan subjek sebanyak 36,27%, 3) verbal (infinitive sebanyak 57,14%, gerund sebanyak 25% danparticiple sebanyak 17,86%), 4) kala ( kala lampau sebanyak 69,64%, kala kini sebanyak 16,07% dan kala mendatang sebanyak 14,29%). Kesalahan yang paling dominan adalah kesalahan kesesuaian yaitu 32,78 % dan hal ini disebabkan oleh interferensi bahasa pertama dan dan bahasa kedua (faktor intralingual). Berdasarkan taksonomi siasat permukaan kesalahan sintaksis yang ditemukan adalah kesalahan formasi, kesalahan penghilangan, kesalahan penambahan dan kesalahan salah susun. Kesalahan yang paling dominan adalah kesalahan salah formasi sebanyak 52,22% dan hal ini disebabkan oleh .faktor intralingual yaitu kesulitan menerapkan kaidah secara lengkap. Berdasarkan taksonomi efek komunikatif, kesalahan sintaksis yang ditemukan adalah kesalahan global dan kesalahan lokal, Kesalahan yang lebih dominan adalah kesalahan lokal yaitu 90% dan hal ini disebabkan oleh faktor intralingual yaitu perumusan konsep yang keliru dan penerapan kaidah yang tidak sempuma. Melalui karangan ditemukan kemampuan berbahasa pembelajar dan tingkat pemerolehan bahasa keduanya. Penyebab kesalahan berbahasa yang lebih dominant adalah faktor intralingual dan hal ini dihasilkan oleh pembelajar bahasa kedua (bahasa Inggris) pada tingkat intermediate atau advanced.