Budaya Makan Masyarakat Jepang
Nihon Shakai No Shoku Bunka
View/ Open
Date
2021Author
Lubis, Putri Nabila Aska
Advisor(s)
Handayani, Diah Syafitri
Metadata
Show full item recordAbstract
Jepang merupakan Negara yang mempunyai berbagai macam kebudayaan yang unik.
Misalnya, cara berpakaian, seni pertunjukan, pola hidup, dan etika makan termasuk sejarah
atau asal usulnya yang masih sangat dilestarikan hingga saat ini. Setiap daerah memiliki
makanan khusus yang berbeda dengan daerah lain. Makanan Jepang dikenal dengan istilah
Nihon Shoku atau Washoku. Sedangkan, makanan barat dikenal dengan yōshoku. Washoku
adalah makanan yang semua bahan dan bumbunya asli dari Jepang, jadi secara harfiah
makanan yang tidak terpengaruh dari makanan luar. Sedangkan yōshoku adalah makanan
yang sudah terpengaruh dengan gaya masakan luar, seperti bumbu, cita rasa, dan proses
penghidangan. Pada umumnya masyarakat Jepang menggunakan bahan-bahan makanan
seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, dan makanan laut. Bumbu-bumbu
yang biasa dipakai orang Jepang adalah seperti dashi, shitake, ditambah miso dan shōyu.
Masyarakat Jepang mulai makan nasi sejak zaman Jomon. Pada zaman Nara pengaruh
kuat kebudayaan China memengaruhi masakan atau makanan Jepang sehingga teknik
memasak dari China mulai dipakai untuk mengolah bahan makanan lokal. Masakan Jepang
terus berkembang dengan pengaruh dari daratan China pada zaman Heian. Aliran memasak
dan etika makan berkembang di kalangan bangsawan. Di zaman Kamakura selain makanan,
mulai populernya tradisi minum teh dan ajaran Zen. Pada zaman ini, masakan dan makanan
mulai dibentuk dalam porsi kecil dan menjadi makanan resepsi yang disebut juga dengan
Kaiseki. Memasuki zaman Muromachi, kalangan samurai mulai ikut dalam urusan masakmemasak
di dalam istana. Tata krama sewaktu makan juga semakin berkembang. Di zaman
Edo, kebudayaan orang kota semakin berkembang pesat. Pada zaman Edo makanan dinikmati
secara santai sambil meminum sake, dan tidak mengikuti tata cara makan formal seperti
masakan Kaiseki atau masakan Honzen.
33
Masyarakat Jepang biasa makan dengan menggunakan sumpit dan mangkuk.
Walaupun makanan susah untuk diambil dengan sumpit, orang Jepang tetap menggunakan
sumpit sebagai peralatan makan mereka. Sumpit yang digunakan oleh orang Jepang biasanya
yang terbuat dari kayu, bambu, atau sumpit sekali pakai. Mangkuk yang digunakan biasanya
terbuat dari porselen, kayu, dan keramik. Di rumah orang Jepang, setiap anggota keluarga
pasti mempunyai peralatan makan sendiri-sendiri.
Namun, ternyata tidak hanya budaya makan saja yang terpengaruh oleh gaya luar.
Tetapi, etika makan pun sedikit demi sedikit sudah mulai terpengaruh dari negara luar.
Meskipun begitu orang-orang Jepang masih tetap menjaga dan melestarikan etika makan
sampai saat ini. Contohnya, cara duduk di tatami, makan nasi, makan sup, menggunakan
sumpit dan lain-lain.
Bukan hanya itu saja, di Jepang juga ada pantangan-pantangan yang tidak boleh
dilakukan pada saat makan. Ini juga masih dilestarikan hingga saat ini oleh masyarakat
Jepang. Seperti tidak boleh menancapkan sumpit ke atas nasi karena posisi tersebut
merupakan sesaji orang Jepang untuk leluhur atau dewa mereka, tidak boleh menjilati sumpit,
tidak boleh menghisap sup dari sumpit, dan lain-lain.
Collections
- Diploma Papers [164]