Show simple item record

dc.contributor.advisorHandayani, Diah Syafitri
dc.contributor.authorLubis, Putri Nabila Aska
dc.date.accessioned2021-08-27T02:43:21Z
dc.date.available2021-08-27T02:43:21Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/41434
dc.description.abstractJepang merupakan Negara yang mempunyai berbagai macam kebudayaan yang unik. Misalnya, cara berpakaian, seni pertunjukan, pola hidup, dan etika makan termasuk sejarah atau asal usulnya yang masih sangat dilestarikan hingga saat ini. Setiap daerah memiliki makanan khusus yang berbeda dengan daerah lain. Makanan Jepang dikenal dengan istilah Nihon Shoku atau Washoku. Sedangkan, makanan barat dikenal dengan yōshoku. Washoku adalah makanan yang semua bahan dan bumbunya asli dari Jepang, jadi secara harfiah makanan yang tidak terpengaruh dari makanan luar. Sedangkan yōshoku adalah makanan yang sudah terpengaruh dengan gaya masakan luar, seperti bumbu, cita rasa, dan proses penghidangan. Pada umumnya masyarakat Jepang menggunakan bahan-bahan makanan seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, dan makanan laut. Bumbu-bumbu yang biasa dipakai orang Jepang adalah seperti dashi, shitake, ditambah miso dan shōyu. Masyarakat Jepang mulai makan nasi sejak zaman Jomon. Pada zaman Nara pengaruh kuat kebudayaan China memengaruhi masakan atau makanan Jepang sehingga teknik memasak dari China mulai dipakai untuk mengolah bahan makanan lokal. Masakan Jepang terus berkembang dengan pengaruh dari daratan China pada zaman Heian. Aliran memasak dan etika makan berkembang di kalangan bangsawan. Di zaman Kamakura selain makanan, mulai populernya tradisi minum teh dan ajaran Zen. Pada zaman ini, masakan dan makanan mulai dibentuk dalam porsi kecil dan menjadi makanan resepsi yang disebut juga dengan Kaiseki. Memasuki zaman Muromachi, kalangan samurai mulai ikut dalam urusan masakmemasak di dalam istana. Tata krama sewaktu makan juga semakin berkembang. Di zaman Edo, kebudayaan orang kota semakin berkembang pesat. Pada zaman Edo makanan dinikmati secara santai sambil meminum sake, dan tidak mengikuti tata cara makan formal seperti masakan Kaiseki atau masakan Honzen. 33 Masyarakat Jepang biasa makan dengan menggunakan sumpit dan mangkuk. Walaupun makanan susah untuk diambil dengan sumpit, orang Jepang tetap menggunakan sumpit sebagai peralatan makan mereka. Sumpit yang digunakan oleh orang Jepang biasanya yang terbuat dari kayu, bambu, atau sumpit sekali pakai. Mangkuk yang digunakan biasanya terbuat dari porselen, kayu, dan keramik. Di rumah orang Jepang, setiap anggota keluarga pasti mempunyai peralatan makan sendiri-sendiri. Namun, ternyata tidak hanya budaya makan saja yang terpengaruh oleh gaya luar. Tetapi, etika makan pun sedikit demi sedikit sudah mulai terpengaruh dari negara luar. Meskipun begitu orang-orang Jepang masih tetap menjaga dan melestarikan etika makan sampai saat ini. Contohnya, cara duduk di tatami, makan nasi, makan sup, menggunakan sumpit dan lain-lain. Bukan hanya itu saja, di Jepang juga ada pantangan-pantangan yang tidak boleh dilakukan pada saat makan. Ini juga masih dilestarikan hingga saat ini oleh masyarakat Jepang. Seperti tidak boleh menancapkan sumpit ke atas nasi karena posisi tersebut merupakan sesaji orang Jepang untuk leluhur atau dewa mereka, tidak boleh menjilati sumpit, tidak boleh menghisap sup dari sumpit, dan lain-lain.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectbudaya makanen_US
dc.subjectmasyarakat jepangen_US
dc.subjectnihon shakai no shoku bunkaen_US
dc.titleBudaya Makan Masyarakat Jepangen_US
dc.title.alternativeNihon Shakai No Shoku Bunkaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM182203038
dc.description.pages46 Halamanen_US
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record