dc.description.abstract | Latar Belakang: Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas. Agitasi sering dijumpai di pelayanan gawat darurat psikiatri sebagai keluhan pasien-pasien dengan gangguan psikotik. Pasien dengan agitasi akut yang dihubungkan dengan skizofrenia berisiko untuk mencelakai diri mereka sendiri dan orang lain dan membutuhkan pengobatan untuk mengontrol gejala dengan cepat. Beberapa pasien mungkin tidak bisa mengambil obat secara oral, dan pada pasien-pasien ini mungkin diperlukan pengobatan dalam bentuk intramuskular. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan efektifitas dan waktu yang dibutuhkan aripiprazol intramuskular dan haloperidol intramuskular dalam meredakan agitasi pada pasien skizofrenik.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental two group pretest-posttest design yang merupakan uji klinis terbuka secara paralel dengan 2 kelompok dengan melakukan randomisasi. Penelitian dilakukan di BLUD Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara periode 1 Juli 2010 sampai 31 Oktober 2010. Sampel penelitian adalah pasien skizofrenik akut dengan agitasi. Pemilihan sampel dengan cara non probability sampling jenis consecutive sampling. Keparahan agitasi diukur dengan PANSS-EC.
Hasil: Dari uji statistik dengan independent samples test setelah 2 jam pemberian aripiprazol intramuskular dan haloperidol intramuskular diperoleh nilai rerata penurunan skor PANSS-EC masing-masing 13,8 (SD 1,8) dan 15,8 (SD 4,0) dengan nilai P=0,001. Setelah 4 jam pemberian aripiprazol intramuskular dan haloperidol intramuskular nilai rerata penurunan skor PANSS-EC masing-masing 8,1 (SD 1,1) dan 9,3 (1,9) dengan nilai P=0,006. Setelah 24 jam, nilai rerata penurunan skor PANSS-EC masing-masing 6,8 (SD 0,8) dan 7,5 (SD 1,1) dengan nilai P=0,012. Nilai P<0,05 tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan skor PANSS-EC yang bermakna dalam 2, 4, dan 24 jam setelah pemberian aripiprazol intramuskular dibandingkan haloperidol intramuskular. Dari uji statistik dengan chi-square test terhadap perubahan tingkat keparahan agitasi pada pasien skizofrenik, diperoleh nilai P=0,018 pada jam ke-2, P=0,037 pada jam ke-4. Aripiprazol intramuskular memberikan hasil berbeda secara bermakna dalam menurunkan tingkat keparahan agitasi setelah 2 jam dan 4 jam dibandingkan haloperidol intramuskular, sedangkan setelah 24 jam hasilnya sudah menunjukkan tingkat keparahan yang sama pada kedua kelompok.
Kesimpulan: Aripiprazol intramuskular lebih bermakna dalam menurunkan skor PANSS-EC pada pasien skizofrenik dengan agitasi dan lebih cepat menurunkan tingkat keparahan agitasi dibandingkan dengan haloperidol intramuskular. | en_US |