Show simple item record

dc.contributor.advisorHasan, Refli
dc.contributor.advisorSiregar, Abdullah Afif
dc.contributor.authorAndra, Cut Aryfa
dc.date.accessioned2021-08-30T05:04:30Z
dc.date.available2021-08-30T05:04:30Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/41603
dc.description.abstractLatar belakang dan Tujuan : Penggunaan media kontras dalam prosedur diagnostik dan intervensi terus meningkat sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan angka kejadian gangguan fungsi ginjal akibat penggunaan media kontras yang lebih dikenal dengan istilah contrast induced nephropathy (CIN). CIN merupakan tiga penyebab tersering terjadinya gagal ginjal akut (GGA) yang didapat di rumah sakit setelah pembedahan dan hipotensi. Dari seluruh prosedur yang menggunakan media kontras, angiografi koroner dan percutaneus coronary intervention (PCI) memiliki angka kejadian tertinggi untuk terjadinya CIN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian penderita yang mengalami peningkatan kreatinin serum yang bermakna setelah intervensi koroner dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan peningkatan kreatinin serum tersebut. Metode : Penelitian ini adalah studi potong lintang dengan interval waktu yang bersifat analitik. Penelitian dilakukan di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular divisi invasif nonbedah RSUP. H. Adam Malik Medan selama 3 bulan pada periode September 2010 sampai dengan November 2010. Hasil : Penelitian ini terdiri dari 282 orang subjek penelitian didapatkan jenis kelamin laki laki sebanyak 200 orang (70,9%) dan perempuan 82 orang (29,1%). Usia terbanyak adalah ≤ 60 tahun sebanyak 180 orang (63,8%) sedangkan usia > 60 tahun sebanyak 102 orang (36,2%). Dari penelitian ini didapatkan CIN pada 51 orang (18%) setelah 24 jam intervensi koroner. Hasil analisa univariat faktor resiko terjadinya CIN adalah riwayat CHF, hipertensi, diabetes mellitus, GFR<60 ml/min/1,7 m2 . Dan dari hasil analisa multivariat faktor resiko terjadinya CIN adalah riwayat CHF (OR = 3,843; p = 0,011), Hipertensi (OR = 2,116; p = 0,025), DM (OR = 8,378; p < 0,001), GFR < 60 ml/min/1,7 m2 (OR = 9,081; p = 0,006). Uji interaksi dari regresi logistik antara dua faktor yang mempengaruhi terjadinya CIN, subjek penelitian yang memiliki dua faktor resiko yaitu DM dan nilai GFR < 60 ml/min/1,7 m2 memiliki resiko tertinggi untuk terjadi CIN dengan resiko CIN dapat meningkat hingga 12 kali lipat dengan nilai OR = 12,546 (95% i.k 4.865 – 50.743) dan p<0,001. Kesimpulan : CIN didapatkan pada 51 orang dari 282 subjek penelitian (18%) setelah 24 jam intervensi koroner. Riwayat CHF, hipertensi, diabetes mellitus, GFR<60 ml/min/1,7 m 2 merupakan faktor resiko terjadinya CIN. Subjek yang memiliki dua faktor resiko yaitu DM dan nilai GFR <60 ml/min/1,7 m2 memiliki resiko tertinggi untuk terjadi CINen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectcontrast induced nephropathy (CIN)en_US
dc.subjectintervensi koroneren_US
dc.titlePeningkatan Kadar Kreatinin Serum dalam 24 Jam Pertama Paska Intervensi Koroner di RSUP.H.Adam Malik Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM097115012
dc.description.pages73 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record