Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Henry Salim
dc.contributor.advisorSiregar, Fidel Ganis
dc.contributor.authorSaputra, Hendry Adi
dc.date.accessioned2021-08-30T08:08:35Z
dc.date.available2021-08-30T08:08:35Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/41697
dc.description.abstractBackground : Chlamydia Trachomatis is one of the most common causative agents of sexual transmitting diseases (STD) world wide, and is probably one of the most frequent occuring diseases in USA. Approximately 4 million cases of chlamydia trachomatis are confronted anually. In 1994, a substantial amount of expences was reported in USA due to untreated cases of chlamydia trachomatis infections. Chlamydia trachomatis is a intracellular obligat microorganisme containing cellular membranes similar to negative gram bacterias. Like gonorrhea, chlamydia trachomatis spreads through the urogenital tract from either the cervix or urethra, taking on an ascending course, causing a number of serious sequeles especially in females, due to the ascending nature of chlamydia trachomatis infections that results in bacterial colonization in the endometrium and fallopian tube mucose. Clinical symptoms of female pelvic inflamatory disease are frequently asymptomatic. Subclinical chlamydia trachomatis infections on the upper genital tract often emerge due inadequate detetection and early medication, resulting in both acute and chronic infection that would eventually cause ectopic pregancies and inferility. In the past two decades, the insidence of ectopic pregancies has increased substantially in most developing countries. Approximateley 98% of ectopic pregancies occur in the fallopian tube, where severel studies have suggested that chlamydia trachomatis infections causes tubal pregnancies in 7-30% of these cases. Objective : To determine the insidence of cervical and tubal chlamydia trachomatis infections by means of polymerase chain reaction (PCR) assay methods, together with the charecteristics of disturbed ectopic pregnancies based on marital age; education; number of sexual partners; history of contraceptive agent use, abortions, pelciv/genital tract infections, and previous surgical procedures and it's association with both cervical and tubal Chlamydia Trachomatis infections in patients diagnosed with disturbed ectopic pregancies at Haji Adam Malik General Hospital, Medan and Network Hospital Medicine Faculty North Sumatera University. Design : This research is an observational study with a cross sectional approach conducted on chlamydia trachomatis patients diagnosed with disturbed ectopic pregnancies. Material and Methods : This research was conducted between March 1st until September 30th, 2012 or until an amount of 25 subjects fulfilling the inclusion criteria or who have previously underwent a laparatomic or laparascopic surgical procedure (salphyngectomy/tuba extraction) were obtained. All the subjects involved were required to fill the following written permits: an informed consent, a questionnaire based on a history taking and gynecologic examination, followed by collecting cervical swab and tubal tissue samples in order to detect chlamydia trachomatis by means of PCR assays. Result and Conclusion : Prevalence rates of cervical and tubal chlamydia trachomatis infected patients diagnosed with Ectopic Pregnancies reached 36% (9/25) and 12% (3/25), respectively. Even though these following results are considered statistically irrelevant, history taking and physical examinations concluded a tendency towards an increased risk of chlamydia trachomatis infections up to 64% in subjects married between 20-35 years old (16 patients out of 25 patients), reaching 72% in patients with confirmed history of leucorrhea (18 out of 25 patients), and 56% in subjects with a confirmed history of genital tract/pelvic infections (14 out of 25 patients).en_US
dc.description.abstractLatar Belakang : Klamidia trakomatis merupakan salah satu penyebab penyakit menular seksual yang paling sering di dunia, dan mungkin merupakan penyakit menular seksual dengan prevalensi paling tinggi di Amerika Serikat. Lebih kurang 4 juta kasus infeksi klamidia trakomatis dijumpai setiap tahun. Pada tahun 1994 komplikasi yang disebabkan oleh infeksi klamidia trakomatis yang tidak diobati telah menelan biaya sangat besar di Amerika Serikat. Klamidia trakomatis adalah suatu mikroorganisme obligat intraseluler yang memiliki dinding sel yang sama dengan bakteri gram negatif. Seperti gonorrhea, penjalaran klamidia trakomatis pada saluran urogenital dimulai dari serviks ataupun uretra ke atas, dan infeksi klamidia dapat menimbulkan "cacat" (sequelle) yang serius terutama pada perempuan, karena infeksi klamidia yang ascending dari saluran genitalia dapat menyebabkan kolonisasi bakteri di endometrium dan mukosa tuba falopii. Gejala klinis dari penyakit inflamasi panggul pada wanita sering bersifat asimptomatis. Bentuk sub-klinis dari infeksi klamidia trakomatis pada saluran genital bagian atas sering timbul dengan kurangnya pendeteksian dan pengobatan dini, dan perjalanan penyakitnya menimbulkan infeksi akut maupun kronis sehingga dapat menyebabkan kehamilan ektopik dan infertilitas. Selama dua dekade terakhir insiden kehamilan ektopik juga semakin bertambah banyak di negara berkembang. Sebanyak 98% kehamilan ektopik adalaah kehamilan tuba, dan dari beberapa penelitian, infeksi klamidia trakomatis merupakan penyebab kehamilan tuba pada 7 – 30% kasus. Tujuan: Mengetahui kejadian infeksi klamidia trakomatis di serviks dan tuba dengan menggunakan metode pemeriksaan Polymerase chain reaction (PCR), dan bersamaaan dengan itu dicoba untuk mengetahui karakteristik kehamilan ektopik terganggu berdasarkan Latar Belakang : Klamidia trakomatis merupakan salah satu penyebab penyakit menular seksual yang paling sering di dunia, dan mungkin merupakan penyakit menular seksual dengan prevalensi paling tinggi di Amerika Serikat. Lebih kurang 4 juta kasus infeksi klamidia trakomatis dijumpai setiap tahun. Pada tahun 1994 komplikasi yang disebabkan oleh infeksi klamidia trakomatis yang tidak diobati telah menelan biaya sangat besar di Amerika Serikat. Klamidia trakomatis adalah suatu mikroorganisme obligat intraseluler yang memiliki dinding sel yang sama dengan bakteri gram negatif. Seperti gonorrhea, penjalaran klamidia trakomatis pada saluran urogenital dimulai dari serviks ataupun uretra ke atas, dan infeksi klamidia dapat menimbulkan "cacat" (sequelle) yang serius terutama pada perempuan, karena infeksi klamidia yang ascending dari saluran genitalia dapat menyebabkan kolonisasi bakteri di endometrium dan mukosa tuba falopii. Gejala klinis dari penyakit inflamasi panggul pada wanita sering bersifat asimptomatis. Bentuk sub-klinis dari infeksi klamidia trakomatis pada saluran genital bagian atas sering timbul dengan kurangnya pendeteksian dan pengobatan dini, dan perjalanan penyakitnya menimbulkan infeksi akut maupun kronis sehingga dapat menyebabkan kehamilan ektopik dan infertilitas. Selama dua dekade terakhir insiden kehamilan ektopik juga semakin bertambah banyak di negara berkembang. Sebanyak 98% kehamilan ektopik adalaah kehamilan tuba, dan dari beberapa penelitian, infeksi klamidia trakomatis merupakan penyebab kehamilan tuba pada 7 – 30% kasus. Tujuan: Mengetahui kejadian infeksi klamidia trakomatis di serviks dan tuba dengan menggunakan metode pemeriksaan Polymerase chain reaction (PCR), dan bersamaaan dengan itu dicoba untuk mengetahui karakteristik kehamilan ektopik terganggu berdasarkan usia menikah, pendidikan, jumlah pasangan seksual, kontrasepsi, riwayat keputihan, riwayat merokok, riwayat abortus, riwayat infeksi saluran kemih / panggul, serta riwayat operasi sebelumnya dan mengetahui hubungan infeksi klamidia trakomatis di serviks dan tuba pada pasien kehamilan ektopik terganggu di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RS. Jejaring FK-USU Desain: Penelitian ini merupakan studi observational dengan pendekatan cress sectional pada pasien infeksi klamidia trakomatis dengan kehamilan ektopik terganggu. Bahan dan Cara : Penelitian ini memiliki dilakukan dari tanggal 1 Maret 2012 hinngga 30 September 2012 atau sampai jumlah sampel terpenuhi terhadap 25 subyek penelitian yang memenuhi criteria inklusi dan menjalani operasi laparatomi (salpingektomi / pengangkataan tuba) atau laparaskopi di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RS. Jejaring FK-USU. Semua subyek penelitian mengisi formulir persetujuan, melakukan pengisian kuesioner berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan ginekologis, kemudian dilakukan pengambilan swab serviks dan sampel jaringan tuba untuk dilakukan deteksi infeksi klamidia trakomatis dengan menggunakan PCR. Hasil dan Kesimpulan : Didapatkan angka kejadian infeksi klamidia trakomatis di serviks dan tuba pada pasien kehamilan ektopik terganggu adalah 36% (9/25) dan 12% (3/25). Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik saat dating, didapatkan kecenderungan peningkatan risiko infeksi klamidia trakomatis pada rentang usia menikah antara 20 – 35 tahun sekitar 64% (16 penderita dari total sampel 25 penderita), adanya riwayat keputihan sekitar 72% (18 penderita dari total sampel 25 penderita), dan adanya riwayat infeksi saluran kemih / panggul sekitar 56% (14 penderita dari total sampel 25 penderita). Walaupun secara statistik didapatkan tidak bermakna.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKehamilan Tuba Tergangguen_US
dc.subjectInfeksi Klamidia Trakomatisen_US
dc.titleKejadian Infeksi Klamidia Trakomatis di Serviks dan Tuba pada Pasien Kehamilan Ektopik Terganggu Di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RS. Jejaring Fakultas Kedokteran USUen_US
dc.typeThesisen_US
dc.description.pages74 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record