Tindak Tutur Permintaan dalam Bahasa Indonesia ,Studi Kasus Penutur Bahasa Melayu Riau pada Ranah Keluarga di Pekanbaru
Abstract
The objective of this study is to describe speech acts of request in Indonesian uttered by the speakers of Bahasa Melayu Riau in the family domain in Pekanbaru, to investigate ways of expressing the speech acts and to elaborate politeness as reflected in the speech acts. The data were collected from recordings of interaction and participant observation in the families of lectures, teachers, civil servants and businessman in Pekanbaru. The speech acts are divided into direct and indirect ones. The methods in analyzing the data are the distributional method and the segmenting immediate constituents techniques such as permutation, substitution, paraphrase, deletion, and insertion techniques were used. Additionally, pragmatic (equivalence) method was also used. The findings indicate that there were eleven patterns in the verbal activities. They are: (1) imperative, (2) explicit performative, (3) hedged performative, (4) must proposition, (5) doubtness, (6) conditional, (7) impersonal proposition, (8) argumentative, (9) irony, (10) implicit, and (11) joking. The first two patterns are categorised as direct pattern serving as literal, while the rest are indirect patterns serving as non- literal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur permintaan dalam bahasa Indonesia oleh penutur Bahasa Melayu Riau pada ranah keluarga di Pekanbaru, memperoleh pengetahuan tentang cara mengungkapkan tindak tutur permintaan, dan mendapatkan kejelasan mengenai kesopanan yang direfleksikan dalam tindak tutur permintaan. Data penelitian diperoleh dari perekaman interaksi pada ranah keluarga di lingkungan keluarga Dosen, keluarga guru, keluarga pengawai dan keluarga pedagang di Pekanbaru melalui tape recorder dan observasi partisipan. Data penelitian ini mengandung tuturan yang merepresentasikan permintaan yang diungkapkan dengan cara langsung maupun tidak langsung. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah metode padan pragmatis dan metode agih dengan teknik lesap, teknik ganti, teknik seluas dan teknik sisip. Dari hasil penelitian diperoleh bentuk tindak tutur permintaan dalam interaksi antara penutur dengan mitra tutur pada ranah keluarga di Pekanbaru menggunakan sebelas pola tutur sebagai kinerja verbalnya. Kesebelas pola tutur kinerja verbal tindak tutur permintaan yang dimaksud adalah : (1) tuturan bermodus imperatif; (2) tuturan performatif eksplisit; (3) tuturan performatif berpagar; (4) tuturan dengan proposisi keharusan; (5) tuturan yang menunjukkan kesangsian (pesimis); (6) tuturan dengan pengandaian bersyarat; (7) tuturan proposisi yang menggunakan impersona; (8) tuturan yang menyertakan alasan; (9) tuturan dengan sindiran; (10) tuturan dengan terselubung; (11) tuturan dengan kelakar. Dari kesebelas pola tutur tersebut sembilan diantaranya yaitu tuturan ketiga hingga kesebelas sebagai pola tutur tidak langsung (ketidaklangsungan) yang memiliki dan mengemban makna non literal, sedang dua pola tutur yang lain yaitu tuturan pertama dan kedua memanfaatkan pola tutur langsung yang cenderung mengemban makna literal.