| dc.description.abstract | Cavity cleanser dibutuhkan sebagai bahan antibakteri serta pembersih pada kavitas gigi setelah dilakukannya preparasi. Tetapi bahan cavity cleanser komersial (klorheksidin diglukonat 2%) masih memiliki beberapa kekurangan. Sehingga dikembangkan alternatif bahan cavity cleanser dari buah lerak yang telah dikenal mempunyai efek antibakteri dan pembersih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efek antibakteri ekstrak metanol lerak (Sapindus Rarak DC) sebagai alternatif bahan cavity cleanser dengan klorheksidin diglukonat 2% terhadap S.mutans. Sebanyak 200 gram buah lerak, dicuci, dipotong menjadi 4 bagian, dihancurkan dengan penambahan pelarut metanol 1 liter, didiamkan selama 6 jam, diaduk, di diamkan selama 18 jam, dilakukan metode maserasi, diuapkan menggunakan rotavapor 40⁰C selama 6 jam, dan diperoleh ekstrak kental. Dilakukan pengenceran dengan Brain Heart Infusion Broth (BHIB) dan diperoleh konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,26%, dan 3,125%. Setiap konsentrasi ditambahkan 1 ml suspense bakteri, diinkubasi 37⁰C selama 24 jam. Setelah itu lakukan penanaman pada media Mueller Hinton Agar (MHA), diinkubasi 37⁰C selama 24 jam dan dilanjutkan dengan perhitngan koloni dengan metode drop plates miles misra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah lerak memiliki efek antibakteri terhadap S.mutans dengan nilai signifikansi p=0,000 (p<0,05). KHM ekstrak metanol buah lerak terhadap S.mutans diperoleh pada konsentrasi 6,25%, sedangkan nilai KBM diperoleh
pada konsentrasi 12,5%. Pada hasil uji LSD menunjukkan bahwa ekstrak metanol lerak pada konsentrasi 12,5% memiliki efektivitas antibakteri yang sama dengan klorheksidin diglukonat 2%. | en_US |