Show simple item record

dc.contributor.advisorSurbakti, Yusuf R.
dc.contributor.advisorBarus, Rusli P.
dc.contributor.authorRangkuti, Zilliyaddein
dc.date.accessioned2021-08-31T07:56:02Z
dc.date.available2021-08-31T07:56:02Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/41843
dc.description.abstractLatar Belakang: AKI di Indonesia sebesar 265 per 100.000 KH. Salah satu penyebab kematian ibu adalah partus lama. Untuk mencegah terjadinya partus lama, APN mengandalkan penggunaan partograf APN untuk deteksi dini terhadap penyulit persalinan. Jika semua tenaga penolong persalinan mampu melakukan deteksi dini, maka ibu dan bayi baru lahir terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian (Depkes, 2004). Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui penerapan penggunaan partograf APN dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan penggunaan partograf APN secara optimal pada bidan Puskesmas PONED di kota Medan. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian “Observasional' dengan rancangan cross sectional study. Sampel adalah seluruh bidan Puskesmas PONED sebanyak 36 orang, melalui pengamatan pada waktu menolong persalinan dengan Instrumen yang digunakan adalah wawancara, check list dan catatan-catatan lapangan untuk menilai kompetensi dan penggunaan partograf oleh bidan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, masa kerja, dan kompetensi bidan. Didapatkan ada hubungan antara kompetensi bidan dengan variabel terikat yaitu, Penggunaan partograf APN oleh Bidan PONED. Uji hipotesis menggunakan chi-square dengan p<0,05 dan data disajikan secara deskriptif. Hasil didapatkan 28 responden (77%) menggunakan partograf pada setiap asuhan persalinan, 8 responden (23%) tidak melakukan pencatatan secara konsisten dan benar pada formulir partograf atau tidak menerapkan partograf. Tidak ada hubungan antara umur, pendidikan, dan masa kerja responden dengan penerapan dalam penggunaan partograf APN dengan nilai p>0,05. Ada hubungan antara, kompetensi Bidan PONED dengan Penerapan penggunaan partograf APN, bidan yang mempunyai kompetensi, ternyata lebih banyak menerapkan penggunaan partograf APN dari yang tidak kompeten dan secara statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat kompetensi bidan dengan penerapan penggunaan partograf dengan nilai p=.0.001. Persepsi negatif terhadap penggunaan partograf, kurangnya kemauan terhadap penggunaan partograf dan kurang optimalnya sistem pembinaan dan pengawasan menyebabkan tidak optimalnya penggunaan partograf. Kesimpulan: Penerapan penggunaan partograf APN pada sebagian besar dari anggota Bidan Puskesmas PONED tidak sesuai standar validasi yaitu mampu dan mahir. Kompetensi Bidan Puskesmas PONED yang tidak sesuai dengan standar menyebabkan tidak optimalnya penggunaan partograf.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPenilaian Penerapanen_US
dc.subjectPartograf APNen_US
dc.subjectBidan Puskesmas PONEDen_US
dc.titlePenilaian Penggunaan Partograf APN oleh Bidan di Puskesmas PONED Kota Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.description.pages81 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record