Pembentukan Kata Bahasa Indonesia yang Berasal dari Bahasa Arab : Kajian Morfologi Generatif
View/ Open
Date
2010Author
Nasution, Khairina
Advisor(s)
Sibarani, Robert
Kholil, Syukur
Ansari, Khairil
Metadata
Show full item recordAbstract
The research describes the Arabic-based Indonesian word formation
based on generative morphology theory. The problems found deal with functions
and meanings of affix morphemes in inflection and derivation morphological
construction, the Arabic-based Indonesian morphophonemic, the Arabic-based
Indonesian morphological typology, word formation based on generative
morphology study, and the potential forms found in the Arabic-based Indonesian.
The research objective is to describe the problems found in the research
problems. The data originate from oral and written ones. The documentation
method and the Simak method are adopted to collect the data, whereas the
distributional method and the Padan method are applied in the data analysis. The
data analysis results are described by employing informal method.
The research result shows verb-forming affixes comprising affixes {meN-
], {-an}, {ber-}, {ter-}, {meN-kan}, and {meN-i}. The meanings of the affixes are
‘activity relating to’; ‘process’; ‘mutuality’; ‘being in the condition’;
‘possessive’; ‘can be (passive)’; ‘having been (passive)’; ‘causative’;
‘resultative’; ‘intensive’; and ‘continuative’. Noun-forming affixes embody affixes
{se-}, {-in}, {-at}, {peN-an}, {ke-an}, and {per-an}. The meanings arised by the
affixes are ‘of the same degree or level’; ‘the same’; ‘being in the condition’;
‘plural agent (feminine)’; ‘plural agent (masculine)’; ‘ways’; and ‘matter’.
Adjective-forming affixes contain affixes {-i}, {-iah}, {-ah}, and {wi-}. The
meaning arised by the affixes are ‘relating to’; ‘frequency’; ‘tool’; and ‘agent’.
The morphophonemic rules (morphophonology) found in Indonesian from Arabic
include (1) assimilation rules {meN-} which assimilate obstruent sounds following
them (2) adding semivowel /y/ (3) adding vocal /ə/ and (4) deleting obstruent
consonants /p, t, s/ and deleting consonant /r/.
To morphological typology point of view, the Arabic-based Indonesian
word formation, in general, belongs to the mixtyped language because on the
affixation and reduplication level the Arabic-based Indonesian word formation is
agglutination-typed, and on the compound level includes in the language which is
incorporation-typed and tends to collect a number of lexical morphemes and to
combine them into one word. The Arabic-based Indonesian word formation
processes, to the generative morphology point of view, consist of four
components: (1) list of morphemes containing free base morphemes, bound base
morphemes, affixes, reduplication and compounding (2) word formulation rules
processing all contents of the morpheme list so that they result in accepted forms
and unaccepted ones (3) a filter which functions to attach phonological idiosyncrasy, lexical idiosyncrasy and semantic idiosyncrasy and (4) a dictionary
embracing words slipping out of the filter in the form of free base morphemes,
base, derivative forms, and the forms given idiosyncrasy. Some potential forms
found obtain phonological idiosyncrasy, such as /mensyarkan/ and /mensyirkan/,
semantic idiosyncrasy, like /ambia/, /ya qawiyyu/, /sekaten/ and /haulan/, and
lexical idiosyncrasy, as /bermuhasabah/, /mentausiahkan/, and /syawalan/. Penelitian ini mendeskripsikan pembentukan kata bahasa Indonesia dari
bahasa Arab berdasarkan teori morfologi generatif. Masalah yang ditemukan
berkaitan dengan fungsi dan makna morfem afiks dalam konstruksi morfologis
derivasi dan infleksi, morfofonemik BI dari BA, tipologi morfologis BI dari BA,
pembentukan kata berdasarkan kajian morfologi generatif, dan bentuk potrnsial
yang ditemukan dalam BI dari BA. Tujuan penelitian ini menjelaskankan hal-hal
yang terdapat pada masalah penelitian. Data bersumber dari data lisan dan tulisan.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan
metode simak, sedangkan metode analisis data menggunakan metode
distribusional dan metode padan. Hasil analisis data dipaparkan dengan
menggunakan metode informal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa afiks-afiks pembentuk verba
terdiri dari afiks {meN-], {-an}, {ber-}, {ter-}, {meN-kan}, dan {meN-i}. Makna
afiks-afiks tersebut adalah ‘kegiatan yang bersangkutan dengan’; ‘proses’;
‘saling’; ‘berada dalam keadaan’; ‘memiliki’; ‘dapat di’; ‘sudah di’; ‘kausatif’;
‘resultatif’; ‘intensif; dan ‘kontinuatif’. Afiks-afiks pembentuk nomina terdiri dari
afiks {se-}, {-in}, {-at}, {peN-an}, {ke-an}, dan {per-an}. Makna yang
ditimbulkan oleh afiks-afiks ini adalah ‘sederajat’; ‘sama’; ‘dalam keadaan’;
‘pelaku jamak (feminin)’; ‘pelaku jamak (maskulin)’; ‘cara’; dan ‘hal’.Afiks-afiks
pembentuk adjektiva terdiri dari afiks {-i}, {-iah}, {-ah}, dan {wi-}. Makna yang
ditimbulkan oleh afiks-afiks ini adalah ‘berkaitan dengan’; ‘frekuensi’; ‘alat’; dan
‘pelaku’. Kaidah morfofonemik (morfofonologi) yang ditemukan di dalam bahasa
Indonesia dari bahasa Arab terdiri dari (1) kaidah asimilasi {meN-}yang
mengasimilasi bunyi obstruen yang mengikutinya (2) penambahan semivokal /y/
(3) penambahan vokal /ə/ (4) pelesapan konsonan obstruen /p, t, s/ dan pelesapan
konsonan /r/.
Ditinjau dari tipologi morfologis secara umum pembentukan kata bahasa
Indonesia dari bahasa Arab termasuk ke dalam bahasa yang bertipe campuran
(mixtyped), karena pada level afiksasi dan reduplikasi kata bahasa Indonesia dari
bahasa Arab bertipe aglutinasi dan pada level pemajemukan berperilaku sebagai
bahasa yang bertipe inkorporasi dan cenderung mengumpulkan sejumlah morfem
leksikal dan menggabungkannya menjadi kata tunggal. Proses pembentukan kata
bahasa Indonesia dari bahasa Arab ditinjau dari morfologi generatif terdiri dari empat komponen: (1) daftar morfem yang memuat morfem dasar bebas, morfem
dasar terikat, afiks, reduplikasi dan kata majemuk (2) kaidah pembentukan kata
yang memeroses semua muatan daftar morfem, sehingga menghasilkan bentuk
yang berterima dan tidak berterima (3) saringan yang bertugas menempelkan
idiosinkresi fonologis, idiosinkresi leksikal dan idiosinkresi semantik dan (4)
kamus berisi kata-kata yang telah lolos dari saringan yang berupa bentuk dasar
bebas, bentuk dasar, bentuk turunan, dan bentuk-bentuk yang terkena idiosinkresi.
Beberapa bentuk potensial yang ditemukan ada yang mengalami idiosinkresi
fonologis, seperti /mensyarkan/ dan /mensyirkan/; ada yang mengalami
idiosinkresi semantik, seperti /ambia/, /ya qawiyyu/, /sekaten/ dan /haulan/, dan
idiosinkresi leksikal, seperti /bermuhasabah/, /mentausiahkan/, dan /syawalan/.