Show simple item record

dc.contributor.advisorSibarani, Robert
dc.contributor.advisorKholil, Syukur
dc.contributor.advisorAnsari, Khairil
dc.contributor.authorNasution, Khairina
dc.date.accessioned2021-09-01T04:55:24Z
dc.date.available2021-09-01T04:55:24Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/41947
dc.description.abstractThe research describes the Arabic-based Indonesian word formation based on generative morphology theory. The problems found deal with functions and meanings of affix morphemes in inflection and derivation morphological construction, the Arabic-based Indonesian morphophonemic, the Arabic-based Indonesian morphological typology, word formation based on generative morphology study, and the potential forms found in the Arabic-based Indonesian. The research objective is to describe the problems found in the research problems. The data originate from oral and written ones. The documentation method and the Simak method are adopted to collect the data, whereas the distributional method and the Padan method are applied in the data analysis. The data analysis results are described by employing informal method. The research result shows verb-forming affixes comprising affixes {meN- ], {-an}, {ber-}, {ter-}, {meN-kan}, and {meN-i}. The meanings of the affixes are ‘activity relating to’; ‘process’; ‘mutuality’; ‘being in the condition’; ‘possessive’; ‘can be (passive)’; ‘having been (passive)’; ‘causative’; ‘resultative’; ‘intensive’; and ‘continuative’. Noun-forming affixes embody affixes {se-}, {-in}, {-at}, {peN-an}, {ke-an}, and {per-an}. The meanings arised by the affixes are ‘of the same degree or level’; ‘the same’; ‘being in the condition’; ‘plural agent (feminine)’; ‘plural agent (masculine)’; ‘ways’; and ‘matter’. Adjective-forming affixes contain affixes {-i}, {-iah}, {-ah}, and {wi-}. The meaning arised by the affixes are ‘relating to’; ‘frequency’; ‘tool’; and ‘agent’. The morphophonemic rules (morphophonology) found in Indonesian from Arabic include (1) assimilation rules {meN-} which assimilate obstruent sounds following them (2) adding semivowel /y/ (3) adding vocal /ə/ and (4) deleting obstruent consonants /p, t, s/ and deleting consonant /r/. To morphological typology point of view, the Arabic-based Indonesian word formation, in general, belongs to the mixtyped language because on the affixation and reduplication level the Arabic-based Indonesian word formation is agglutination-typed, and on the compound level includes in the language which is incorporation-typed and tends to collect a number of lexical morphemes and to combine them into one word. The Arabic-based Indonesian word formation processes, to the generative morphology point of view, consist of four components: (1) list of morphemes containing free base morphemes, bound base morphemes, affixes, reduplication and compounding (2) word formulation rules processing all contents of the morpheme list so that they result in accepted forms and unaccepted ones (3) a filter which functions to attach phonological idiosyncrasy, lexical idiosyncrasy and semantic idiosyncrasy and (4) a dictionary embracing words slipping out of the filter in the form of free base morphemes, base, derivative forms, and the forms given idiosyncrasy. Some potential forms found obtain phonological idiosyncrasy, such as /mensyarkan/ and /mensyirkan/, semantic idiosyncrasy, like /ambia/, /ya qawiyyu/, /sekaten/ and /haulan/, and lexical idiosyncrasy, as /bermuhasabah/, /mentausiahkan/, and /syawalan/.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini mendeskripsikan pembentukan kata bahasa Indonesia dari bahasa Arab berdasarkan teori morfologi generatif. Masalah yang ditemukan berkaitan dengan fungsi dan makna morfem afiks dalam konstruksi morfologis derivasi dan infleksi, morfofonemik BI dari BA, tipologi morfologis BI dari BA, pembentukan kata berdasarkan kajian morfologi generatif, dan bentuk potrnsial yang ditemukan dalam BI dari BA. Tujuan penelitian ini menjelaskankan hal-hal yang terdapat pada masalah penelitian. Data bersumber dari data lisan dan tulisan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan metode simak, sedangkan metode analisis data menggunakan metode distribusional dan metode padan. Hasil analisis data dipaparkan dengan menggunakan metode informal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa afiks-afiks pembentuk verba terdiri dari afiks {meN-], {-an}, {ber-}, {ter-}, {meN-kan}, dan {meN-i}. Makna afiks-afiks tersebut adalah ‘kegiatan yang bersangkutan dengan’; ‘proses’; ‘saling’; ‘berada dalam keadaan’; ‘memiliki’; ‘dapat di’; ‘sudah di’; ‘kausatif’; ‘resultatif’; ‘intensif; dan ‘kontinuatif’. Afiks-afiks pembentuk nomina terdiri dari afiks {se-}, {-in}, {-at}, {peN-an}, {ke-an}, dan {per-an}. Makna yang ditimbulkan oleh afiks-afiks ini adalah ‘sederajat’; ‘sama’; ‘dalam keadaan’; ‘pelaku jamak (feminin)’; ‘pelaku jamak (maskulin)’; ‘cara’; dan ‘hal’.Afiks-afiks pembentuk adjektiva terdiri dari afiks {-i}, {-iah}, {-ah}, dan {wi-}. Makna yang ditimbulkan oleh afiks-afiks ini adalah ‘berkaitan dengan’; ‘frekuensi’; ‘alat’; dan ‘pelaku’. Kaidah morfofonemik (morfofonologi) yang ditemukan di dalam bahasa Indonesia dari bahasa Arab terdiri dari (1) kaidah asimilasi {meN-}yang mengasimilasi bunyi obstruen yang mengikutinya (2) penambahan semivokal /y/ (3) penambahan vokal /ə/ (4) pelesapan konsonan obstruen /p, t, s/ dan pelesapan konsonan /r/. Ditinjau dari tipologi morfologis secara umum pembentukan kata bahasa Indonesia dari bahasa Arab termasuk ke dalam bahasa yang bertipe campuran (mixtyped), karena pada level afiksasi dan reduplikasi kata bahasa Indonesia dari bahasa Arab bertipe aglutinasi dan pada level pemajemukan berperilaku sebagai bahasa yang bertipe inkorporasi dan cenderung mengumpulkan sejumlah morfem leksikal dan menggabungkannya menjadi kata tunggal. Proses pembentukan kata bahasa Indonesia dari bahasa Arab ditinjau dari morfologi generatif terdiri dari empat komponen: (1) daftar morfem yang memuat morfem dasar bebas, morfem dasar terikat, afiks, reduplikasi dan kata majemuk (2) kaidah pembentukan kata yang memeroses semua muatan daftar morfem, sehingga menghasilkan bentuk yang berterima dan tidak berterima (3) saringan yang bertugas menempelkan idiosinkresi fonologis, idiosinkresi leksikal dan idiosinkresi semantik dan (4) kamus berisi kata-kata yang telah lolos dari saringan yang berupa bentuk dasar bebas, bentuk dasar, bentuk turunan, dan bentuk-bentuk yang terkena idiosinkresi. Beberapa bentuk potensial yang ditemukan ada yang mengalami idiosinkresi fonologis, seperti /mensyarkan/ dan /mensyirkan/; ada yang mengalami idiosinkresi semantik, seperti /ambia/, /ya qawiyyu/, /sekaten/ dan /haulan/, dan idiosinkresi leksikal, seperti /bermuhasabah/, /mentausiahkan/, dan /syawalan/.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPembentukan Kataen_US
dc.subjectMorfologi Generatifen_US
dc.subjectTipologi Morfologisen_US
dc.subjectBentuk Potensialen_US
dc.subjectProduktivitasen_US
dc.subjectKreativitas Universitasen_US
dc.titlePembentukan Kata Bahasa Indonesia yang Berasal dari Bahasa Arab : Kajian Morfologi Generatifen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM068107003
dc.description.pages323 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record